Tinjauan Pustaka Prosedur Penerimaan Paket pada PT Pos Indonesia (Persero) MPC 90400 Makassar

1. Pengertian Prosedur
Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang baku (sama) agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama, semisal prosedur kesehatan dan keselamatan kerja. Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan.
Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.
Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian prosedur menurut beberapa para ahli:
Menurut Mulyadi (2010: 5) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Akuntansi” mengemukakan bahwa:
“Prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang”.

Prosedur (procedure) didefinisikan oleh  Angga dini (2011:23) dalam buku yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” sebagai berikut:
“Serangkaian langkah/kegiatan klerikal yang tersusun secara sistematis berdasarkan urutan-urutan yang terperinci dan harus diikuti untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan”.
Pengertian prosedur menurut Nafarin (2011:9) dalam buku “Penganggaran Perusahaan”menjelaskan bahwa “Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam”.
Menurut Zaki Baridwan (2011:3) :    
Prosedur merupakan urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi yang sering terjadi.”
Menurut  Yogiyanto (2016:4) mendefinisikan:
“Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan kegiatan klerikal   (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi”.
Lebih  lanjut  Yogiyanto (2016:5) mendefinisikan:
“Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya”.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai prosedur, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas tentang pengerian prosedur maka penulis menyimpulkan bahwa prosedur yaituserangkaian langkah-langkah yang tersusun sesuai dengan urutan yang tepat.

2. Pengertian Penerimaan Barang
Pengertian Penerimaan Barang adalah “Menerima fisik barang dari pabrik, prinsipal atau distributor yang disesuaikan dengan dokumen pemesanan dan pengiriman dan dalam kondisi yang sesuai dengan persyaratan penanganan barangnya”.
Didalam aktifitas penerimaan barang ini terdapat 3 point penting yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya:
a. Fisik barang yang diterima
b. Dokumentasi
c. Cara penanganan barang

a. Fisik Barang Yang Diterima
Adalah bentuk fisik barang yang harus dapat dirasa, diraba atau dilihat langsung. Penerimaan yang bukan berupa fisik barang dapat menyebabkan perbedaan proses dan hasil yang akan dicapai. Pada umumnya hasilnya adalah negatif. Jika ada penerimaan tanpa harus menangani fisik barangnya, maka perlu dilakukan proses tambahan untuk memastikan keabsahan proses tersebut.
1. Prinsip penerimaan barang adalah menerima FISIK BARANG secara langsung. Bukan hanya DOKUMENnya saja.
a) Secara fisik, barang dapat dilihat, diraba atau dirasa dan dapat dibandingkan dengan dokumen pengantaran.
1) Pengecekan acak atau keseluruhan kondisi isi kemasan
2) Tanggal Kadaluarsa barang, nomor batch
3) Kuantitas barang VS dokumen

b. Dokumentasi
Dokumen pemesanan; barang diterima berdasarkan adanya dokumen yang mendasari berapa barang yang harus diterima, jenis barangnya apa dan untuk memastikan bahwa barang yang diterima adalah sama dengan barang yang dikirimkan.
1. Dokumen adalah pendamping barang yang secara fisik dapat dibaca dan dicocokan dengan barang yang dikirimkan.
2. Dokumen yang diperlukan minimal dokumen pengiriman (DN (Delivery Note), DO (Delivery Order), Packing List atau Surat Jalan).
3. Akan lebih baik jika dokumen Pemesanan (PO-Purchase Order) dilampirkan juga.

c. Cara Penanganan Barang
Persyaratan penanganan; kondisi khusus yang harus disiapkan pada saat barang tsb diterima. Apakah perlu ditangani pada suhu/temperatur khusus atau perlu dilakukan penanganan khusus dikarenakan faktor beratnya, tingkat kesulitannya atau masalah lainnya.
1. Tangani barang sesuai dengan siklus hidupnya
a. Suhu
b. Kadaluarsa
c. Maksimal tumpukan

2. Gunakan peralatan yang sesuai
a. Pallet
b. Drum
c. Forklit

3. Pahami aturan keselamatannya
a. Kimia
b. Racun
c. Meledak

Secara umum dapat dinyatakan bahwa penerimaan barang merupakan aktifitas operasional gudang yang sangat penting karena merupakan awal dari penanganan barang.
Logika umum mengatakan bahwa penerimaan barang yang baik saja masih memungkinkan terjadinya kerusakan/kesalahan barang didalam gudang, terlebih jika pada saat penerimaan barang ditangani dengan cara yang tidak benar, dijamin kerusakan/kesalahan tsb pasti terjadi.

Tahapan Penerimaan Barang:
a. Masuk gudang.
b. Parkir dan antri.
c. Bongkar muat di loading dock.
d. Penyusunan barang bongkaran.
e. Pengecekan barang vs dokumen.
f. Pemasukan data kedalam system (GRN).
g. Legitimasi dokumen.
h. Keluar gudang

3. Prosedur Penerimaan Barang
Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang bergerak di gudang. Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan memang kelihatan mudah, namun bila hal ini tidak memiliki sistem yang mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu produktifitas. Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang :
a. Bukti pesanan barang dari Gudang (untuk memastikan pesanan barang dalam spesifikasi tepat).
b. Bukti Tanda Barang diterima (untuk penagihan)
c. Cek Bukti Pemesanan dengan Fisik Barang
d. Cek Expired Date dan Kondisi Barang
e. Memasukkan Barang ke Penyimpanan

Ketika satu pihak memesan sejumlah barang ke pemasok, maka dia akan mengirimkan PO ke pemasok. Barang sesuai jumlah PO ini nantinya akan dibawa ke Gudang tempat yang disiapkan oleh si pemesan. Tim Gudang tentunya tidak selalu tahu jenis barang apa yang dipesan, oleh sebab itu tim Gudang perlu memastikan kesesuaian PO dengan fisik barang yang ada. Setelah PO diperiksa dan sesuai dengan seluruh item yang dibawa, maka selanjutnya dibuat Bukti Tanda terima Barang.
a. Bukti Tanda Terima Barang
Bukti Tanda Terima Barang serta Faktur akan berhubungan dengan penagihan uang. Bukti Tanda Terima barang akan dijadikan dasar oleh pihak supplier untuk menagih ke pemesan barang. Pentingnya untuk membuat Bukti Tanda Terima Barang ini asli dan ada tanda-tanda yang dilampirkan, semisal PO atau surat lain yang menjamin keaslian dokumen ini.

b. Operasional
Aktifitas operasional adalah bongkar barang, cek expired, cek kesesuaian pesanan serta memasukkan barang ke penyimpanan. Aktifitas operasional ini merupakan salah satu critical point, mengapa? Berikut beebrapa alasan versi saya :
1.Bongkar muat barang yang dilakukan oleh kuli bongkar rawan membuat rusak barang atau resiko kehilangan barang karena dicuri.
2. Cek kesesuaian barang dengan PO dan Expired date barang dilakukan oleh staff penerimaan barang yang biasanya memiliki sejumlah alasan untuk tidak melakukan aktifitas ini dengan sejumlah alasan seperti : supaya cepat, sudah kenal dengan pemasok, disiplin melakukan sistem, dll. Intinya di poin 1 dan 2 kritis dikarenakan Faktor Sumber Daya Manusia.
3. Penerimaan Barang di gudang ‘rawan’ permainan dengan pihak supplier. Staff penerimaan tanpa diketahui oleh pemesan dapat melakukan deal-deal khusus yang merugikan pemesan dan menguntungkan pemasok. Jadi kontrol yang ketat terhadap personil penerimaan cukup penting, hal seperti melakukan rotasi pekerjaan rutin serta bekerja dalam jumlah kecil serta pembatasan wewenang adalah hal-hal praktis yang bisa dilakukan.
4. Teknik Dokumentasi dan Penyusunan Sisitem Paket
“Dokumentasi merupakan narasi, bagan alir, diagram, dan penjelasan tertulis lainnya yang menjelaskan tentang cara kerja sebuah sistem”. Krismiaji (2005:67):
a. Teknik Narasi
Menurut Bodnar (2004:58) Teknik narasi mencakup juga tinjauan terhadap dokumentasi. Sering analisis dan auditor terlibat dengan banyak dokumen yang harus ditinjau ulang seperti flowchart, struktur organisasi, manual prosedur, manual operasi, manual referensi, dan data-data historis.
b. Bagan Alir
“Bagan alir merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menjelaskan aspek- aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis”, Krismiaji (2005:71). Adapun jenis-jenis bagan alir menurut Krismiaji (2005:75), adalah sebagai berikut:

1. Bagan Alir Dokumen (document flowcharts)
Bagan Alir dokumen menggambarkan aliran dokumen dan informasi antar area pertanggungjawaban di dalam sebuah organisasi. Bagan alir ini menelusuri sebuah dokumen dari asalnya sampai tujuannya. Secara rinci bagan alir ini menunjukkan dari mana dokumen tersebut berasal, distribusinya, tujuan digunakannya dokumen tersebut, kapan tidak dipakai lagi, dan hal-hal lain yang terjadi ketika dokumen tersebut mengalir melalui sebuah sistem.
2. Bagan Alir Sistem (system flowchart)
Bagan alir sistem menggambarkan hubungan antara input, pemrosesan, dan output sebuah sistem informasi akuntansi. Bagan alir sistem ini dimulai dengan identifikasi input (yang msuk ke dalam sistem dan sumbernya). Input dapat berupa data baru yang masuk ke dalam sisitem, data yang saat ini tersimpan ke dalam sistem untuk digunakan dimasa mendatang, atau gabungan antara keduanya. Setelah input, berikutnya adalah bagan alir pemrosesan, yang dapat mencakup lebih dari satu tahap pengolahan data. Bagian ketiga adalah berupa bagan alir output. Output dari pemrosesan dapat disimpan dalam tempat penyimpanan data atau disajikan dalam berbagai laporan yang dapat dicetak atau sekedar ditayangkan di layar monitor.
3. Bagan alir program (program flowchart)
Bagan alir program menjelaskan urutan logika pemrosesan data oleh komputer dalam menjalankan sebuah program.
4. Bagan konfigurasi komputer (computer configuration charts
Simbol bagan alir dapat juga digunakan untuk membuat bagan konfigurasi komputer. Bagan ini digunakan untuk menggambarkan konfigurasi perangkat keras sistem komputer. Dalam kaitannya dengan penyusunan sistem informasi akuntansi, terutama sistem yang berbasis computer, bagan ini akan memberikan manfaat untuk merancang kofigurasi atau komponen perangkat keras yang direkomendasi dan akan digunakan oleh perusahaan.
5. Bagan struktur (structure charts)
Bagan ini digunakan untuk merancang program komputer yang menggunakan pendekatan modul. Dengan menggunakan pendekatan ini, program computer yang besar dan kompleks dipecah ke dalam modul-modul yang semakin semakin dipecah semakin kecil sampai tidak dapat dipecah lagi. Manfaat pendekatan ini adalah pembuatan program menjadi lebih sederhana, lebih cepat, dan lebih akurat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel