Analisis Kinerja Keuangan pada PT Pertamina (Persero)

Kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan diukur berdasarkan 8 (delapan) rasio keuangan yang telah dihitung pada sub-bab sebelumnya. Dari penilaian setiap indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan BUMN, berikut adalah kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) MOR VII Sulawesi sebelum diskor berdasarkan KEP-100/MBU/2002.

Tabel 4.8 Kinerja Keuangan Sebelum Diubah Dalam Skor
Indikator Penilaian    2014    2015    2016
Imbalan kepada pemegang saham (ROE)     9%    7%    14%
Imbalan Investasi (ROI)    20%    20%    25%
Rasio Kas    28%    36%    65%
Rasio Lancar    152%    168%    200%
Collections Periods (hari)    42     13    14
Perputaran Persediaan (hari)    36    38    47
Perputaran Total Assets    140%    92%    77%
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva      36%    43%    47%
Sumber :  Data telah diolah

Tabel di atas menunjukkan pertumbuhan delapan rasio keuangan sebelum diubah dalam satuan skor yang telah ditetapkan pada KEP-100/MBU/2002. Secara umum kedelapan indikator di atas mengalami perubahan setiap tahunnya. Pertumbuhan CP, TATO merupakan indikator yang mengalami penurunan. Sementara indikator ROE, ROI, Rasio Kas, Rasio Lancar dan Perputaran Persedian terus mengalami peningkatan yang secara signifikan. Sedangkan indikator Perputaran Total Asseets mengalami trend penurunan total pendapatan dan modal sendiri yang cukup signifikan berdasarkan posisi laporan keuangan tahunan.
Pertumbuhan indikator di atas dapat memberikan gambaran secara keseluruhan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) pada tahun 2014-2016 sebelum diubah dalam bentuk skor sesuai dengan KEP-100/MBU/2002. Pada tiga tahun tersebut, perusahaan mengalami pertumbuhan kinerja yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.9 Petumbuhan Kineja Keuangan Perusahaan Setelah Diskor
Indikator Penilaian    Standar BoboT    Skor Pada Tahun
        2014    2015    2016
Imbalan kepada pemegang saham (ROE)      20    14     10    18
Imbalan Investasi (ROI)    15    15    15    15
Rasio Kas    5    4    5    5
Rasio Lancar      5     5    5      5
Collections Periods      5     5     5     5
Perputaran Persediaan    5    5    5    5
Perputaran Total Aset    5    5    4    3,5
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva       10     10    9    9
Total Penilaian    70     63    58    65,5
Sumber :  Data telah diolah

Berdasarkan skor rasio, perusahaan berada pada kondisi yang baik dalam pencapaian skor. Berdasarkan rasio profitabilitas melalui return on equity (ROE), return on investment (ROI), perusahaan berada pada kondisi yang baik. Hal ini menjadi suatu petanda bahwa perusahaan dapat memberikan pengembalian yang baik terhadap investasi dan modal yang ada pada perusahaan, kondisi ini juga menjadi petanda baik bagi investor yang berencana menanamkan sejumlah modal pada perusahaan.
Pada rasio likuiditas yaitu rasio kas dan rasio lancar, perusahaan juga berada pada skor yang baik. Indikator tersebut berada pada skor 4 tahun 2014 dan 5 pada tahun 2015 dan 2016. Sementara pada rasio aktivitas atas collection period, perputaran persediaan memperoleh nilai maksimal yaitu 5. Sedangkan total assets turn over berfruktuasi
Sedangkan rasio solvabilitas yang hanya terdiri atas TMS terhadap total aktiva. TMS terhadap total aktiva merupakan salah satu indikator yang mengalami perubahan dan memengaruhi kinerja keuangan pada tiga tahun terakhir. Pada tahun 2014 hingga 2016, nilai skor perusahaan mengalami fluktuasi. Artinya perusahaan berada pada kondisi yang baik walaupun dalam pengadaan aktiva perusahaan cenderung mengandalkan pihak eksternal. Maka dapat dilihat tingkat kesehatan hasil penelitian dengan tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Petumbuhan Kineja Keuangan Perusahaan Setelah Diskor Untuk Menilai Kategori

Indikator Penilaian    Standar BoboT    Skor Pada Tahun
        2014    2015    2016
Imbalan kepada pemegang saham (ROE)      20    14     10    18
Imbalan Investasi (ROI)    15    15    15    15
Rasio Kas    5    4    5    5
Rasio Lancar      5     5    5      5
Collections Periods      5     5     5     5
Perputaran Persediaan    5    5    5    5
Perputaran Total Aset    5    5    4    3,5
Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva       10     10    9    9
Total Penilaian    70      63    58    65,5
Total Skor Penilaian Tingkat Kesehatan (= total skor penilaian kinerja keuangan berdasarkan ekuivalen dengan nilai 70%)    90    82,8    93,5

           
Keterangan Tingkat Kesehatan PT. Pertamina (Persero)    AA    AA    AA
           
Predikat    Sehat    Sehat    Sehat
Sumber :  Data telah diolah

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa penilaian tingkat kesehatan PT Pertamina (Persero) berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 memperoleh predikat sehat ( AA ) pada tahun 2014 hingga 2016 karena berada pada posisi interval 80 < TS < = 95. Dapat dilihat perkembangan 8 (delapan) rasio sebagai berikut :

1. ROE
Dari hasil analisis ini, maka dapat dilihat perkembangan ROE dari tahun 2014 hingga 2016 mengalami fluktuasi yang dimana pada tahun 2014 jumlah ROE sebesar 9% dengan nilai skor 14, dan pada tahun 2015 sebesar 7% dengan skor 10, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 14% dengan skor 18. Ini artinya bahwa pada tahun 2014 setiap Rp.1,00 modal sendiri mampu menghasilkan Rp. 0,9 laba setelah pajak dari modal sendiri yang digunakan. Begitu pula dengan tahun 2015 dan 2016. Bila dilihat dari perkembangannya berdasarkan skor yang diperoleh, maka ROE pada PT. Pertamina (Persero) dikatakan dalam keadaan sehat.

2. ROI
Perkembangan ROI pada tahun 2014 higga 2016 mengalami penigkatan setiap periodenya, yang dimana pada tahun 2014 sebesar 20% dengan skor 15 ditahun 2015 sebesar 20% dengan skor 15 sedangkan tahun 2016 sebesar 25% dengan skor 15. Dalam hal ini pada tahun 2014 berarti bahwa untuk setiap  Rp.1,00 aktiva lancar dapat menghasilkan EBIT sebesar Rp. 0,20 atau dengan kata lain perusahaan dapat menghasilkan EBIT sebesar 20% dari aktiva yang dimilkinya. Begitupun pada tahun 2015 dan 2016 terus mengalami peningkatan disebabkan karena meningkatnya penerimaan EBIT + penyusutan serta capital employed.

3. Rasio Kas
Melihat perkembangan rasio kas perusahaan dari tahun 2014 hingga 2016 terus mengalami peningkatan, pada tahun 2014 sebesar 28%, ditahun 2015 sebesar 36% sedangkan pada tahun 2016 sebesar 65%. Tahun 2014 dapat dikatakan bahwa setiap Rp. 1,00 kewajiban jangka pendek dapat dijamin sebesar Rp.0,28 kas setara kas perusahaan, begitu pula untuk tahun 2015 hingga 2016. Dalam hal ini dapat dilihat perkembangan rasio kas PT Pertamina (Persero) pada tahun 2015 hingga 2016 dengan skor indikator rasio yang diperoleh dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat.

4. Rasio Lancar
Rasio lancar perusahaan pada tahun 2014 hingga 2016 mengalami peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2014 sebesar 152%, tahun 2015 sebesar 168% sedangkan tahun 2016 sebesar 200% dengan masing-masing memperoleh nilai skor 5. Pada tahun 2014 dapat dikatakan bahwa untuk setiap Rp.1,00 kewajiban jangka pendek perusahaan dapat dijamin Rp.1,52 aktiva lancar perusahaan, begitu pulah tahun 2015 dan 2016. Ini artinya bahwa perusahaan dalam keadaan sehat karena dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar.

5. Collection Periods
Perekembangan Collection Periods PT Pertamina (Persero) mengalami peningkatan dan penurunan, yang dimana pada tahun 2013 periode pengumpulan piutang selama 42 hari, ditahun 2015 periode pengumupulan piutang mengalami penurunan yaitu sebesar 13 hari, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 14 hari dengan memperoleh masing-masing skor 5. Dapat dilihat jika semakin tinggi Collection Periods perusahaan artinya perusahaan belum mengefesiensi proses penagihan piutang perusahaan, indikator ini semakin baik apabila hari yang diperoleh semakin rendah.

6. Perputaran Persediaan
Perkembangan perputaran persediaan pada tahun 2014 hingga 2016 terus mengalami peningkatan pada posisinya. Pada tahun 2014 sebesar 36 hari, dan pada tahun 2015 sebesar 38 hari sedangkan pada tahun 2016 sebesar 47 hari dengan masing memiliki nilai skor 5. Ini artinya bahwa perusahaan sudah efektif dan efisien dalam mengelola persediannya.

7. Total Asset Tumover (TATO)
Perkembangan TATO PT Pertamina (Persero) selama 3 (tiga) tahun terakhir mengalami penurunan dari tahun 2014 hingga 2016. Dimana pada tahun 2014 sebesar 140% dengan skor 5, dan pada tahun 2015 sebesar 92% dengan skor 4 sedangkan pada tahun 2016 sebesar 77% dengan skor 3,5. Meskipun mengalami penurunan, namun berdasarkan kriteria skor penilaian yang ada sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, skor TATO perusahaan selama tiga tahun terakhir sudah tergolong cukup baik atau bisa dikatakan perusahaan sudah cukup optimal dalam memanfaatkan seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan.

8. Total TMS TA
Perkembangan TSM terhadap TA PT Pertamina (Persero) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Dimana pada tahun 2014 sebesar 36% dengan nilai skor 10. dan pada tahun 2015 sebesar 43% dengan nilai skor 9, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 47% dengan memperoleh skor 9. Melihat nilai rasio TMS terhadap TA ini dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mendanai seluruh aktivanya dengan modal sendiri yang dimiliki selama tiga tahun terakhir sudah optimal. Hal ini menjadi suatu pertanda bahwa perusahaan mampu memberikan pengembalian yang baik terhadap investasi dan modal yang ada pada perusahaan. Kondisi ini menjadi pertanda baik untuk investor yang berencana menanamkan sejumlah modal pada perusahaan.

Demikian mengenai Analisis Kinerja Keuangan pada PT Pertamina (Persero), semoga dapat bermanfaat.

Artikel yang terkait :
- Latar Belakang Analisis Kinerja Keuangan pada PT Pertamina (Persero)
- Pengertian Analisis Kinerja Keuangan Menurut Para Ahli
- Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT Pertamina (Persero) 2018
- Analisis Kinerja Keuangan pada PT Pertamina (Persero)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel