Hasil Penelitian dan Pembahasan Tinjauan Strategi Marketing Mix Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar Studi Kasus Jasa Pemakaian Counter

Tugas Akhir - Hasil Penelitian dan Pembahasan Tinjauan Strategi Marketing Mix Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar Studi Kasus Jasa Pemakaian Counter

5.1 Strategi Bauran Pemasaran
PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Makassar dalam mengelolah Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar, memiliki beberapa strategi bauran pemasaran untuk kegiatan komersial dan pengembangan usaha. 7 Pokok Komersial & Pengembangan Usaha 2014.
Untuk mendukung kesuksesan strategi pemasaran yang diinginkan maka perlu dirancang satu marketing mix, yaitu :

1. Produk (Product)
Untuk mendapatkan laba, PT. Angkasa Pura I (Persero) cabang Makassar mempunyai beberapa jenis bisnis, yaitu :
1) Bisnis Pungutan Jasa Pemakaian Counter
2) Bisnis Pemungutan Jasa Pemakaian Aviobridge
3) Bisnis Pemungutan PSC melalui On Ticket
4) Bisnis Pemungutan Konsesi (Pelayanan Pengguna Angkutan Resmi Bandara)
5) Bisnis Pemungutan PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpanan Pesawat Udara)
6) Bisnis Pemungutan Sewa (Ruang dan Lahan)
7) Bisnis Pemungutan Tarif Sewa Reklame
8) Bisnis Pemungutan Pendapatan Parkir
9) Bisnis Pemungutan Pendapatan Terminal Kargo
Dari ke 9 pendapatan laba PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Makassar, hanya 1 yang penulis ingin jelaskan yaitu mengenai “Jasa  Pemakaian Counter”

2. Tempat (Place)
Untuk mempermudah para peserta dalam memilih ruang komersial sesuai dengan bidang usaha dan ijin usaha masing-masing maka ruang usaha secara keseluruhan dibagi dalam beberapa Mitra Usaha PT Angkasa Pura.

3. Harga (Price)
Perhitungan produksi dan pendapatan bidang Non Aeronautika :
Produksi X Tarif = Pendapatan
1) Sewa Ruang/Tanah
Produksi Sewa Ruang/Tanah misalnya : 10M2 x Rp. 165.000/M = Rp. 1.650.000/Bulan
2) Konsesi Usaha
Konsesi adalah hak pengelolaan Usaha di Area Bandar Udara yang sebenarnya berada pada PT. Angkasa Pura I kepada Mitra Usaha berdasarkan perjanjian untuk melaksanakan Kegiatan Usaha.
Setiap mitra usaha yang melakukan kegiatan usaha di dalam kawasan bandar udara (kecuali untuk perkantoran) dengan atau tanpa menggunakan ruangan/tanah perusahaan dikenakan konsesi usaha yang besarnya ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Konsesi Usaha dihitung dengan angka persentase dari Omset Bruto.Besaran prosentase konsesi usaha untuk masing-masing bidang usaha ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Konsesi Jenis Usaha Restoran : 10% dari omset Bruto Pertumbuhan yang sangat pesat dari middle class di Indonesia sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi Indonesia diatas rata-rata ekonomi dunia.

4. Iklan (Promosi)
Promosi terdiri atas seluruh metode pengkomunikasian produk yang  ditawarkan pada pasar yang di targetkan. Peralatan promosi termasuk pemasangan iklan. Pemasangan iklan mengacu pada promosi penjualan ruang dibandar udara yang meliputi memberikan brosur gambar. Berhubung saat ini hanya PT. Angkasa Pura I (Persero) Cabang Makassar yang bergerak di bidang pengelolahan Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar, maka PT. Angkasa Pura I hanya melakukan promosi/Marketing Forum di kantor pusat PT. Angkasa Pura I di Jakarta sekali seahun dengan mengundang seluruh pengusaha di seluruh Indonesia.

5. Orang (People)
Pada awalnya strategi penjualan hanya menggunakan 4 prinsip di atas. Akan tetapi dalam perkembangannya manusia menjadi salah satu strategi yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran produk. Manusia bisa menjadi kunci ketika kualitas suatu produk dipengaruhi baik langsung maupun tidak langsung oleh manusia. Sehingga jaminan kualitas produk memperhatikan manusia yang ikut ambil dalam pembuatan produk tersebut atau bahkan dalam pendistribusian dan pemasaran secara langsung. Etos kerja serta pelayanan terhadap pelanggan baik secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk.

6. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik merupakan salah satu faktor yang tidak harus ada, meskipun suatu perusahaan PT Angkasa PuraI (Persero) Cabang Makassar pasti memiliki bukti fisik dari usaha yang dijalankan. Bukti fisik sebuah usaha bisa dijadikan sebagai dasar penentuan harga karena terkait untuk menutup pembelian peralatan tersebut.

7. Proses (Process)
Yang terakhir adalah proses. Proses disini tidak hanya terbatas pada pembuatan produk dari bahan yang mentah sampai barang jadi, akan tetapi dari hilir sampai ke hulu. Dari pen-Supply bahan baku sampai pada pelanggan yang menikmati hasil produksi perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas mitra bisnis sewa ruang counter di bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Dimensi yang digunakan untuk mengukur loyalitas terdiri dari tujuh dimensi bauran pemasaran namun setelah dilakukan uji reliabilitas, satu dimensi dinyatakan tidak valid yaitu process. Responden penelitian ini adalah mitra bisnis yang menyewa ruang/counter di bandara berjumlah 50 namun hanya 30 responden yang bersedia memberikan data. Teknik sampling penelitian menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reliabilitas, deskriptif, regresi dan independent sample t-test. Hasil dari pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas sebesar 67%. Dimensi yang berpengaruh dalam penelitian ini adalah place dan dimensi yang tidak berpengaruh adalah product, price, promotion, dan people.

5.2 Hambatan-hambatan yang dihadapi PT. Angkasa Pura I (Persero) dalam Pelaksanaan Strstegi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pada Jasa Pemakaian Counter.
Dalam Pelaksanaan Strategi Bauran Pemasaran pada PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Makassar, perusahaan tidak terlepas dari Hambatan-hambatan yang seringkali ditemui, adapun Hambatan-Hambatan yang dihadapi perusahaan dalam pelaksanaan strategi bauran pemasaran pada jasa pemakaian counter antara lain :
1. Birokrasi yang terlalu memakan waktu yang panjang
Dalam hal ini birokrasi menjadi hambatan yang sering di hadapi dikarenakan banyaknya kebijakan cabang yang dibatasi sehingga fokus untuk penjualan menjadi terlambat sehingga terjadi penurunan dalam hal pendapatan laba perusahaan, perubahan kebijakan yang serba cepat atau mendadak menyebabkan terhambatnya kebijakan awal yang telah di rencanakan sejak awal hal ini perlu mendapat perhatian yang lebih dari pembuat kebijakan ( Dewan Direksi ) agar birokrasi dapat berjalan dengan baik dan tepat waktu.
2. Pengaruh Pax
Trafic penumpang ikut mempengaruhi pelaksanaan strategi pemasaran, hal ini disebabkan perencanaan target penumpang telah ditetapkan sebelumnya, yang disesuaikan dengan srtategi pemasaran perusahaan yang dimana jika terjadi penurunan penumpang maka strategi bauran pemasaran yang telah ditetapkan tidak akan terlaksanan sesuai apa yang telah direncanakan.
3. Pemda Setempat
Sebagai warga negara, perusahaan secara konsisten memenuhi dan mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan selalu mengutamakan kejujuran dan terbuka dalam membina hubungan kerja dan komunikasi dengan pemerintah dan aparaturnya yang memiliki kewenangan yang terkait dengan bidang usaha dan operasi perusahaan.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan mengutamakan praktik-praktik usaha yang jujur dan fair dengan menganggap persaingan usaha yang sehat dan adil sebagai pemacu untuk meningkatkan keunggulan dengan mengembangkan daya inovasi dan kreatifitas. Perusahaan harus memastikan bahwa komunikasi dan pemberian informasi yang dilakukan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan UU 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah bahwa pemda setempat mendapatkan keuntungan berupa pajak dari PT Angkasa Pura sebagai pengelolah bandara di wilayah makassar. Yang dimana lokasi bandara tersebut masih berada di wilayah kabupaten Maros oleh karena itu pihak pengelolah bandara PT Angkasa Pura wajib membayar pajak sesuai dengan peraturan pemda setempat. salah satunya yaitu lahan parkir bandara yang merupakan pajak pemda yang  sangat besar, maka dari itu pihak pengelolah bandara menambahkan beban biaya kepada mitra usaha di  bandara agar pendapatan pihak pengelolah bandara tetap stabil mengingat pajak pemda setempat yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan PT Angkasa Pura . Kebijakan-kebijakan dari pemerintah daerah seringkali menjadi hambatan yang dihadapi oleh PT Angkasa Pura dalam mengelolah bandara.
4. Beban Biaya   
Perusahaan memandang mitra kerja sebagai rekan yang perlu dihormati hak-haknya, disamping dituntut kewajibannya. Perusahaan mengharapkan bahwa mitra kerja mendapat keuntungan yang wajar dalam berbisnis dengan perusahaan. Penetapan mitra kerja dilakukan secara terbuka, mengacu kepada sistem kerja yang telah dibangun oleh perusahaan.
Pihak pengelolah bandara PT Angkasa Pura telah menetapkan perjanjian kontrak kepada Mitra Usaha dalam perjanjian tersebut terdapat beberapa point tentang masalah pembayaran administrasi penggunaan jasa fasilitas counter. Maksudnya yaitu dimana target yang dibebankan kepada Mitra Usaha sangat besar, sehingga itu yang menjadi kendala bagi Mitra Usaha.

Skripsi manajemen pemasaran yang berhubungan dengan Tinjauan Strategi Marketing Mix :
Tinjauan Strategi Marketing Mix Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar Studi Kasus Jasa Pemakaian Counter
Tinjauan Pustaka Tinjauan Strategi Marketing Mix Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar Studi Kasus Jasa Pemakaian Counter
Metode Penelitian Tinjauan Strategi Marketing Mix Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar Studi Kasus Jasa Pemakaian Counter
Hasil Penelitian dan Pembahasan Tinjauan Strategi Marketing Mix Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Makassar Studi Kasus Jasa Pemakaian Counter
Kesimpulan dan Saran tinjauan strategi bauran pemasaran pada PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Makassar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel