Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia

Dalam bab ini penulis akan menyapaikan mengenai gambaran pelaksanaan disiplin kerja karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia. Yang dimaksud disiplin kerja dalam penelitian ini adalah suatu sikap mental dan tingkah laku yang mencerminkan ketaatan, ketertiban, kesadaran dan kesukarelaan terhadap peraturan yang berlaku dari orang-orang yang bergabung dalam suatu perusahaan.
Sehingga didalam melaksanakan perkejaannya tertib dan bertanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Berikut kedisiplinan kerja karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia:
1. Ketepatan jam kerja karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, setiap harinya ada satu atau beberapa karyawan yang datang terlambat dan belum memenuhi kewajiban datang ke kantor sesuai dengan ketentuan jam kerja kantor sebagaimana mestinya, berikut ini akan diuraikan dengan tabel mengenai ketentuan jam kerja kantor, yaitu:
Tabel 4.7  Pelaksanaan jam kerja pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia
Pelaksanaan jam kerja pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia


Dari pengamatan penulis, rata-rata karyawan terlambat untuk datang ke kantor. Tidak sesuai dengan ketepatan jam kerja perusahaan, dari beberapa alasan keterlambatan responden penulis menyimpulkan keterlambatan tersebut disebabkan antara lain:
  • Jauhnya jarak antara rumah dengan kantor
  • Adanya kewajiban mengurus rumah tangga
  • Mereka harus mengantar anaknya ke sekolah
  • Terkena macet saat sedang menuju ke kantor
  • Terlambat bangun (kesiangan)

2. Ketepatan peyelesaian pekerjaan di kantor pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia
Dari hasil observasi yang dilakukan, menunjukan adanya beberapa karyawan pulang sebelum jam kerja kantor berakhir yaitu pukul 14:00, seperti yang telah diuraikan dalam pelaksanaan jam kantor di atas. Penyebab mereka meninggalkan kantor sebelum jam kantor selesai adalah mereka sudah menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan atau ditugaskan kepada mereka dan sudah tidak ada lagi pekerjaan yang harus mereka selesaikan.
Adapun juga beberapa karyawan yang pulang melebihi dari ketetapan jam kantor yaitu pukul 17:30-18:00 penyebab mereka pulang terlambat dikarenakan tugas yang diberikan atau dibebankan kepada mereka belum terselesaikan karena selama jam kerja mereka terlihat santai, dengan membaca koran juga ada yang bersenda gurau dengan teman satu kantor bahkan ada yang bermain game online.

3. Ketaatan karyawan dalam mematuhi peraturan mengenai pakaian kerja atau seragam kerja pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia
Dalam hubungannya dengan penggunaan pakaiaan atau seragam kerja yang harus dikenakan, sepanjang observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa sebagian besar atau hampir semua karyawan telah mengenakan pakaian kerja atau seragam yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semua karyawan pada umunya sudah memenuhi peraturan penggunaan baju kerja atau seragam kerja. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin atau kepatuhan dalam pengunaan pakaian kerja atau seragam kerja beserta perlengkapan seragam produksi lainnya sudah menggunakan baju kerja atau seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Budaya perusahaan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia
Berdasarkan hasil observasi, budaya yang melekat didalam perusahaan PT. Bontojalling Baoji Indonesia dapat dinyatakan kurang baik, karena terlambat masuk kerja sudah menjadi kebiasaan karyawannya. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Karena sudah menjadi kebiasaan, membuat karyawan tidak takut untuk menggulangi kesalahannya berkali-kali, sehingga disiplin kerja karyawan tergolong rendah.

5. Kedisiplinan karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia
Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa kedisiplinan karyawan dalam mematuhi berbagai peraturan masih bervariasi. Ada beberapa peraturan yang telah ditaati dengan baik juga terdapat peraturan yang belum bisa dilaksanakan dengan baik seperti yang telah diharapkan. Dari hasil penelitian atau observasi penulis menunjukan bahwa para karyawan masih kurang kesadarannya dalam mematuhi ketentuan jam kerja.

Adapun laporan mengenai hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa disiplin kerja karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia dipengaruhi juga oleh beberapa indikator kedisiplinan karyawan. Indikator kedisiplinan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan dalam pekerjaan yang akan dicapai harus realistis dan ditetapkan dengan jelas, serta dapat mengembangkan kreativitas karyawan. Dengan kata lain, tujuan dan kemampuan dalam pekerjaan yang diberikan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan tersebut, sehingga mereka akan melakukan pekerjaan tersebut dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa tujuan dan kemampuan karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia, yaitu karyawan telah mampu mengerjakan tugas atau pekerjaan yang diberikan perusahaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing karyawan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan perusahaan.
2. Teladan pemimpin
Pimpinan dapat menjadi faktor yang menentukan kedisiplinan karyawannya karena seorang pimpinan biasanya dijadikan teladan dan panutan oleh para karyawannya. Pemimpin harus menyadari bahwa perilaku dan perbuatannya akan dicontoh dan diteladani oleh para karyawannya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus mempunyai perilaku yang baik serta kedisiplinan yang tinggi dengan harapan akan dicontoh dan diikuti oleh para karyawannya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa teladan pimpinan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia, yaitu pimpinan dapat dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya karena memiliki sikap yang baik, disiplin, ramah, serta adil terhadap bawahannya.
Sehingga karyawan merasa nyaman dan lebih bersemangat dalam bekerja karena memiliki pemimpin yang mempunyai sikap ramah dan sering melakukan komunikasi bahkan mengajak bercanda para karyawannya.
3. Balas jasa
Balas jasa (gaji) berperan serta dalam mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kesejahteraan terhadap karyawan maupun perusahaan. Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik, perusahaan harus mampu memberikan balas jasa yang sesuai kepada karyawannya serta tepat waktu. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima dari perusahaan tidak sesuai atau bahkan kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa pemberian balasa jasa berupa gaji pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia, disesuaikan dengan standar UMR (upah minimum regional) dan pemberiannya dilakukan sesuai dengan jabatan masing-masing karyawan.
Tetapi pemberian balas jasa berupa gaji tersebut selalu mengalamai keterlambatan sehingga kedisiplinan dan motivasi kerja karyawan menurun. Pemberian gaji karyawan yang harusnya diberikan tepat waktu harus tertunda beberapa hari karena alasan yang tidak jelas, dan keterlambatan tersebut selalu terjadi setiap bulannya yang membuat para karyawan selalu mengeluh atas keterlambatan gaji tersebut.
4. Keadilan
Pada dasarnya dalam sifat manusia terdapat ego yang merasa dirinya penting dan ingin diperlakukan sama dengan manusia yang lainnya. Atas dasar tersebut maka seorang pemimpin harus bersikap adil kepada para karyawannya. Balas jasa ataupun sanksi hukuman yang diberikan akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik apabila didasari dengan keadilan. Dengan keadilan yang baik akan menciptkan kedisiplinan yang baik pula.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa keadilan pimpinan pada karyawan PT. Bontojalling Baoji Indonesia, yaitu memiliki sikap adil terhadap karyawannya. Tidak ada satupun karyawan yang dibeda-bedakan baik mengenai sikap atau prilaku pimpinan tersebut terhadap karyawannya, pemberian balas jasa yang sesuai dengan tingkatan pekerjaan karyawan dan pemberian sanksi hukuman yang diberikan pada karyawan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan oleh karyawan. Sehingga hal ini sangat mempengaruhi disiplin karyawan dalam bekerja.
5. Waskat (pengawasan melekat)
Waskat atau pengawasan melekat adalah salah satu tindakan yang tepat dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi prilaku kerja bawahnnya. Dalam hal ini berarti atasan harus selalu berada ditempat kerja agar dapat membimbing serta mengawasi jika ada bawahan yang megalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya ataupun lalai dalam pekerjannya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa atasan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia, yaitu tidak melakukan pengawasan secara langsung terhadap apa yang dilakukan para karyawan yang ada di kantor dan tidak selalu berada di tempat kerja untuk mengawasi prilaku, sikap, gairah dan prestasi kerja bawahnnya.
Sehingga para karyawan terkadang tidak disiplin dan tidak melakukan pekerjaannya sesuai dengan arahan yang seharusnya pada saat bekerja. Jadi pengawasan seorang pimpinan dalam perusahaan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan disiplin kerja karyawan.
6. Sanksi hukuman
Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan tersebut. Perilaku tidak disiplinpun (indisipliner) akan berkurang. Berat atau ringgannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik atau buruknya kedisiplinan karyawan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa sanksi hukuman yang diterapkan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia, adalah jenis hukuman ringan yaitu teguran lisan dan teguran tulisan (pemberian surat peringatan) kepada karyawan yang kurang disiplin serta pemotongan gaji terhadap karyawan yang sering datang terlambat.
Tetapi tetap saja masih ada karyawan yang tidak mematuhi peraturan tersebut karena masih banyak karyawan yang sering datang terlambat bahkan masuk ke kantor dan bekerja langsung tanpa absen (checklock) terlebih dahulu.
7. Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan dalam perusahaan. Pimpinan harus tegas dalam bertindak maupun dalam mengambil keputusan untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan perusahaan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa ketegasan pimpinan pada karyawa PT. Bontojalling Baoji Indonesia, yaitu sangat tegas terutama dalam hal pemberian hukuman atas pelanggaran yang dilakukan oleh para bawannya.
Jika ada karyawan yang melanggar peraturan didalam perusahaan tersebut maka pimpinan akan menegur secara langsung karyawan tersebut serta memberikan arahan kepada karyawan yang melanggar aturan, sampai tidak melakukan pelanggaran yang sama berulang kali atau memberikan surat peringatan kepada karyawan tersebut ketika melakukan pelanggaran berulang.
8. Hubungan Kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang baik diantara sesama karyawan maupun terhadap atasan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada perusahaan. Seorang manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik bagi perusahaan maupun karyawan. Jadi kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusian dalam organisasi tersebut baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diperoleh informasi bahwa hubungan kemanusiaan antara pimpinan dan karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia, terjalin harmonis. Pimpinan dan para karyawan menjalin komunikasi yang baik, sailing memberikan motivasi, memberikan infomasi yang membangun dan pembagian tugas yang jelas.

Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan pada PT. Bontojalling Baoji Indonesia
Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan disiplin kerja karyawan yaitu. Masih kurangnya kesadaran karyawan akan pentingnya disiplin kerja, kurangnya motivasi kerja seperti keterlambatan gaji setiap bulannya sehingga kedisiplinan akan waktu tidak begitu diperhatikan karyawan, kurang diterapkannya pemberian sanksi hukuman bagi karyawan yang melanggar, kurangnya pengawasan melekat (waskat) dari pimpinan, serta kurangnya pemberian insentif atau penghargaan bagi karyawan yang memiliki disiplin kerja tinggi.
Pada dasarnya karyawan dapat digolongkan dalam kriteria karyawan yang berprestasi dan memiliki potensi, tidak terdapat masalah dalam meningkatkan kedisiplinan kerja karena karyawan yang bersangkutan ini memilki motivasi yang baik untuk berprestasi. Karyawan yang berpotensi tetapi mempunyai masalah, karyawan jenis ini memiliki potensi untuk digali dari dalam dirinya tetapi ada masalah yang cukup berarti misalnya kurang disiplin terhadap jam kerja. Karyawan yang biasa-biasa saja dan sulit untuk mengembangkan diri, karyawan jenis ini cenderung pasif.

Baca Juga :
Gambaran umum PT. Bontojalling Baoji Indonesia

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel