Prosedur Pengawasan Mutu Bahan Baku Kelapa Pada Industri PT. Bontojalling Baoji Indonesia

Penyajian Data Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tanggal 18 Maret 2019, maka:
1. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yang dilakukan pada PT Bontojalling Baoji Indonesia mengenai prosedur pengawasan mutu bahan baku kelapa dapat dilihat pada penjabaran berikut:

Skema Prosedur Pengawasan Mutu Bahan Baku Kelapa

Gambar 4.2 Skema Prosedur Pengawasan Mutu Bahan Baku Kelapa

Berdasarkan alur di atas, maka pengawasan mutu bahan baku kelapa di PT Bontojaling Baoji Indonesia dapat dilihat pada penjabaran berikut:
a. Pemasok Kelapa
Pemasok kelapa adalah pihak atau orang secara individu atau badan usaha yang yang menyalurkan bahan baku kelapa kepada perusahaan, pemasok ini dari berbagai daerah yang ada di Sulawesi Selatan. Pemasok memberikan harga ke perusahaan  PT Bontojalling Baoji Indonesia dengan harga 2.700/kg.

Pemasok Kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

Gambar 4.3 Pemasok Kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

b. Gudang PT Bontojalling Baoji Indonesia
Gudang penyimpanan bahan baku yang tidak begitu memungkinkan di PT Bontojalling Baoji Indonesia mengakibatkan kelapa rusak dan terjadi penyusutan jumlah kelapa sehingga menghambat pemenuhan proses produksi.


Gudang PT Bontojalling Baoji Indonesia
Gambar 4.4 Gudang PT Bontojalling Baoji Indonesia

c. Pembongkaran
Pembongkaran (unloading) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menurunkan kelapa dari atas modil dan ini dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari resiko pecah/retaknya kelapa.

Pembongkaran Kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

Gambar 4.5  Pembongkaran Kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

d. Penyortiran Bahan Baku Kelapa
Penyortiran kelapa dilakukan bertujuan untuk memisahkan buah yang masuk standar untuk diproses menjadi santan. Setelah proses sortir buah kelapa yang memenuhi standar dimasukkan kedalam keranjang untuk ditimbang sedangkan buah yang tidak memenuhi standar dikembalikan kepada suplier

proses penyortiran kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

Gambar 4.6 proses penyortiran kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

e. Penimbangan Bahan Baku Kelapa
Setelah melakukan penyortiran dan kelapa yang memenuhi spesifikasi dimasukkan kedalam keranjang, dalam satu keranjang/karung berisi sebanyak 30 buah butir kelapa. Hasil timbang akan dicatat oleh staff produksi guna untuk mengetahui berapa jumlah kelapa yang masuk dan berapa yang harus dibayarkan kepada pemasok kelapa

Penimbangan Bahan Baku PT Bontojalling Baoji Indonesia

Gambar 4.7  Penimbangan Bahan Baku PT Bontojalling Baoji Indonesia

f. Penyimpanan
Setelah proses penimbangan, kelapa disimpan ditempat penyimpanan khusus yang beralaskan palet.

Penyimpanan Kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

Gambar 4.8 Penyimpanan Kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia

2. Kendala yang Dihadapi Pengawasan Mutu Bahan Baku Kelapa
a. Tidak adanya mesin yang digunakan
b. Banyak kelapa yang dibawah supplier tidak memenuhi standar
c. Tingkat kualitas yang menurun
d. Kurangnya komunikasi dengan supplier
e. Bahan baku yang tidak sebanding dengan hasil produksi
f. Kurangnya tenaga ahli dibagian quality control

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, dengan pembahasan:
1. Prosedur Pengawasan Mutu Bahan Baku di PT Bontojalling Baoji Indonesia
a. Pemasok Bahan Baku
Pemasok adalah pihak/orang secara individu atau badan usaha yang menyalurkan bahan baku kelapa kepada perusahaan, pemasok berasal dari berbagai daerah yang ada di Sulawesi Selatan. Pemuatan kelapa dilakukan sejak pagi sampai siang hari kemudian dibawa ke Makassar pada malam hari saat arus lalu lintas tidak ramai. Para pemasok tidak memiliki kebun kelapa sendiri, mereka membeli kelapa dari para petani atau dari para pengumpul kelapa di daerah asal masing-masing. Untuk mendapatkan kelapa sesuai jumlah yang dibutuhkan, pemasok perlu membeli kelapa dari berbagai petani/pengumpul kelapa. Supplier membeli kelapa dagangannya dari pedagang besar yang berada di sekitar pasar tempat mereka berjualan ataupun dari pedagang besar dari pasar lain. Transportasi kelapa dari daerah asal kelapa ke Makassar dilakukan dengan menggunakan truk-truk jenis colt diesel. Kendaraan ini dapat mengangkut kelapa dari Majene dengan pick up dengan kapasitas 2000 butir kelapa. Supplier mengakui bahwa mereka tidak dapat setiap hari melakukan distribusi kelapa ke Makassar karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan dan tempat terbilang jauh. Supplier memberikan harga ke perusahaan PT Bontojalling Baoji Indonesia dengan harga Rp. 2.700/kg.
Keseluruhan produk pemasok penting bagi perusahaan karena tanpa bahan baku, proses produksi tidak dapat berjalan. Terlebih lagi produk pemasok ini tidak mempunyai produk pengganti.

b. Gudang Penyimpanan Kelapa PT Bontojalling Baoji Indonesia
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tempat penyimpanan yang berhubungan dengan keadaan bahan dalam simpanan yaitu temperature dan kelembaban serta sirkulasi udara. Meningkatnya temperature dan kelembaban serta sirkulasi udara. Meningkatnya temperature tempat penyimpanan dapat meningkatkan temperature masa bahan yang berada didalamnya. Oleh karena itu, tempat penyimpanan yang baik adalah tempat atau ruang yang keadaannya sejuk, kering dan terlindung dari pengaruh sinar matahri lansung. Salah satu syarat penyimpanan kelapa yaitu terhindar dari pengaruh sinar matahari lansung. Menurut beberapa pedagang, buah kelapa akan pecah jika terjemur. Kelapa mengalami perubahan temperature yang terlalu cepat atau karena kadar air kelapa sudah sangat jauh berkurang (terlalu kering). Perubahan temperature secara cepat sebanyak 80C dapat menyebabkan pecahnya buah kelapa tanpa sabut. Selain itu, kelapa yang terlalu jkering juga akan pecah. 
Syarat lain dalam penyimpanan kelapa yaitu terhindar dari kebocoran dan kehujanan. Cara paling mudah untuk menghindari timbulnya uap panas masa bahan dalam simpanan adalah dengan penyimpanan bahan secara hamparan atau onggokan. Tinggi tumpukan perlu dipertimbangkan maksudnya agar udara segar dapat mengenai permukaan bahan sehingga mengusir panas yang ada. Untuk komoditas kelpa, tinggi tumpukan sebaiknya tidak lebih dari 1 meter, dengan tumpukan berbentuk piramida dan longgar.
Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan jendela atau ventilasi untuk masuknya udara segar dalam ruang penyimpanan. Jika keadaan masa bahan tertutup, suhu udara dalam ruang menjadi naik dan mengakibatkan bakteri dan cendawan perusak aktif tumbuh sehingga dapat mendatangkan kerusakan. Sirkulasi udara yang jelek dapat menyebabkan buah mudah berkeringat dan menimbulkan bau busuk karena jamur.
Selain karena dipengaruhi kondisi penyimpanan, kebusukan kelapa yang cepat terjadi juga dapat disebabkan karena umur panen buah kelapa yang terlalu muda. Beberapa supplier menginformasikan bahwa petani terkadang menyertakan buah-buah yang masih belum tua benar. Mereka menyatakan bahwa buah kelapa tersebutlah yang biasanya lebih cepat busuk hanya dalam 3 hari penyimpanan. Kebusukan sebagian kelapa yang terjadi dengan cepat di penyimpanan pedagang besar juga dapat disebabkan karena jangka waktu cukup panjang sejak kelapa dipetik sampai diterima oleh pedagang besar.
Namun, gudang penyimpanan yang tidak begitu memungkinkan di PT Bontojalling Baoni Indonesia mengakibatkan kelapa rusak dan terjadi penyusutan jumlah kelapa yang menghambat pemenuhan kecukupan bahan baku kelapa.

c. Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan bertujuan untuk menurunkan kelapa dari atas mobil suplier, hal ini juga dilakukan dengan sangat hati-hati agar  kelapa tidak pecah atau retak karena akan mengurangi kualitas kelapa dan cepat busuk jika air dalam kelapa keluar.
Pembongkaran kelapa di PT Bontojalling dilakukan secara manual yaitu menggunakan tenaga manusia meskipun membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang banyak,  hal ini guna menjaga kelapa tetap utuh.

d. Penyortiran Bahan Baku Kelapa
Penyortiran kelapa dilakukan bertujuan untuk memisahkan buah yang masuk standar dan tidak masuk standar, proses sortir dilakukan pada saat pembongkaran kelapa dari atas mobil dan dilakukan oleh bagian produksi, proses sortir tidak dilakukan dengan pengambilan sampel tetapi setiap butir kelapa diperiksa untuk memastikan buah kelapa tersebut memenuhi standar yang dibutuhkan. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan sangat sederhana yaitu pahat. Sebelum melakukan sortir kelapa, staff bagian produksi diberikan pelatihan khusus cara menyortir kelapa dengan baik dan teliti karena banyak  kelapa yang dibawah supplier tidak semua memenuhi standar. Buah kelapa  yang tidak masuk standar adalah sebagai berikut:
1) Buah yang belum tua atau matang yang ditandai dengan warna tempurung, tidak berwarna gelap secara dan jika biji digoyang-goyangkan tidak terdengar suara air yang ada dalam biji.
2) Buah yang pecah atau ada retakan pada tempurung tidak memenuhi standar karena ini dapat mempercepat busuknya kelapa ketika disimpan digudang.
3) Buah berjamur atau rusak karena serangga juga mengurangi kualitas dari buah kelapa.
4) Buah yang basah karena terkena air hujan dan cairan lain.
5) Buah yang gundul atau tidak ada sabut yang menutupi titik tumbuh dan sekitarnya
6) Buah yang terlalu kecil atau beratnya tidak kurang dari 900 gram

e. Penimbangan Bahan Baku Kelapa
Setelah kelapa disortir kemudian ditimbang guna mengetahui berapa yang akan dibayarkan kepada supplier dan juga untuk mengetahui berapa jumlah kelapa yang akan diproduksi agar bisa dibandingkan dengan hasil akhir nantinya. Timbangan yang dipakai perusahaan PT Bontojalling Baoji Indonesia adalah timbangan digital, sebelum ditimbang kelapa dimasukkan ke dalam keranjang masing-masing keranjang berisikan 30 butir kelapa dan akan dicatat oleh staff produksi untuk diteruskan kebagian keuangan dan sebagai tanda bukti.
Sebelum proses penimbangan dilakukan, staff produksi terlebih dahulu melakukan pemeriksaan kebersihan penimbangan (peralatan penimbangan, timbangan, wadah bahan baku untuk menimbang). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa timbangan sudah dipasang dengan benar dan sudah dikalibrasi, wadah bahan baku juga dibersihkan agar tidak mempengaruhi jumlah timbangan penimbangan juga dilakukan ditempat terbuka agar supplier juga dapat melihat dan mencatatat selama proses penimbangan berlansung hingga selesai. Setelah penimbangan selesai, selanjutnya dilakukan pemeriksaan kebersihan lantai tempat penyimpanan kelapa yang sudah ditimbang agar kelapa tidak cepat rusak dan busuk dan memastikan cara penyimpanan kelapa tidak dilempar karena tempurung kelapa bisa pecah.
Setelah selesai maka proses pembuatan santan dapat dilanjutkan dengan menggunakan bahan baku tersebut. 

f. Penyimpanan
Suatu industri khususnya industri dalam skala besar, komponen pergudangan atau penyimpanan bahan baku merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Industri yang skla besar melakukan proses penerimaan bahan baku dalan jumlah yang banyak dan waktu penyimpanan yang cukup lama. Jika bahan baku jumlahnya banyak, dan tidak habis sekali pakai, namun pemaikaiannya bertahap maka kestabilan barang tersebut harus dapat dijaga untuk menjaga kualitas barang. Hal ini tentunya membutuhkan sistem pergudangan dan penyimpanan yang efektif untuk bahan baku.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan staf  produksi perusahan PT Bontojalling Baoji Indonesia penyimpanan kelapa dilakukan dengan menggunakan palet, palet merupakan tatakan yang pada umumnya terbuat dari papan kayu yang berguna untuk meletakkan barang dan mempermudah proses penyimpanan barang. Seperti yang kita ketahui sebuah industri biasanya berhubungan dengan pengolahan barang yang jumlahnya sangat besar dan berbobot sangat berat. Untuk itu diperlukan palet untuk menumpuk barang sehingga lebih mudah ketika dipindahkan dan disimpan digudang, dengan menggunkan palet pemindahan dan penyimpanan barang menjadi jauh lebih mudah dan cepat.

2. Kendala yang dihadapi selama pengawasan mutu bahan baku di PT Bontojalling Baoji Indonesia.
a. Tidak adanya mesin yang digunakan
Selama proses sortir di PT Bontojalling Baoji Indonesia tidak ada mesin yang digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas kelapa, ini mengakibatkan beberapa kelapa yang tidak memenuhi standar tetap lolos karena proses sortir dilakukan dengan cara sederhana (manual).
b. Banyak kelapa yang dibawah suplier tidak memenuhi standar  
Terkadang, para supplier membawa kelapa tidak sesuai dengan standar PT Bontojalling Baoji Indonesia sehingga memperlama diproses sortir. Biasanya supplier yang baru belum tahu standar kelapa yang dibutuhkan perusahaan dan ada juga supplier yang mementingkan kepentingan pribadi sehingga tidak memperdulikan kepuasaan pelanggan.
c. Tingkat kualitas yang menurun
Terkadang, ada pihak yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan kecurangan dengan memaksa kelapa yang belum cukup umur untuk tua dengan menyiraminya air asin atau air garam saat ia kurang mendapatkan kelapa tua dari para Petani Kelapa.
d. Kurangnya Komunikasi dengan Suplier
Komunikasi antar perusahaan dan para supplier tidak begitu mendukung karena ukuran jarak yang jauh, serta terkadang tidak adanya jaringan seluler di daerah.
e. Bahan baku yang tidak sebanding dengan hasil produksi
Jumlah bahan baku yang masuk dan hasil produksi tidak sebanding akibat banyaknya kelapa yang busuk selama penyimpanan, sehingga hasil produksi tidak mencapai target.        
f. Kurangnya tenaga ahli dibagian quality control
Kurangnya tenaga ahli dibagian quality control membuat proses sortir membutuhkan waktu yang lama sehingga menghambat proses produksi diruangan produksi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel