Latar Belakang Masalah Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas di PT Perkebunan Nusantara XIV Makassar

Perkembagan usaha yang dilakukan oleh perusahaan membuat tanggung jawab yang lebih besar khususnya dalam mengelolah aktiva perusahaan. Pemilik perusahaan tidak dapat melakukan pengawasan atas semua kegiatan operasional perusahaan secara langsung maka dari itu pemilik perusahaan harus memerlukan pengendalian dalam pelaksanaan semua kegiatan perusahaan.

Perusahaan harus mempunyai pengendalian intern untuk dapat melakukan pengawasan dalam pelaksanaan semua kegiatan perusahaan. Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan seperti menjaga aktiva perusahaan dan bisa terhindar dari kecurangan/penyelewengan aktiva perusahaan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

Berikut adalah defenisi pengendalian intern yang dikemukakan oleh para ahli :
“Pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen”(Krismiaji, 2010:218)

Penerapan pengendalian intern tersebut terhadap kas dianggap sangat penting karena kas merupakan aktiva yang sangat liquid dan merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak disalahgunakan.

Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan komponen penting dalam kelancaran jalannya kegiatan operasional perusahaan.

Melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas dalam pengendalian intern kas merupakan suatu keharusan. Pengendalian intern yang baik menghindari terjadinya penyelewengan seperti melakukan perubahan laporan atau perhitungannya, adanya prosedur pencatatan yang sesuai sehingga dapat dilakukan pengendalian yang tepat terhadap harta, utang, pendapatan, dan biaya. Perangkat pengendalian canggih atau dengan disusunnya sistem yang terbaik sekalipun belum tentu mampu menghindarkan kesalahan jika terdapat persekongkolan dari para karyawan untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat menyebabkan pengendalian tersebut tidak berguna lagi.

Untuk menciptakan pengendalian intern yang baik, manajemen harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan padanya. Apabila perumusan tanggung jawab tidak jelas dan terjadi suatu kesalahan, maka akan sulit untuk mencari siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-prosedur yang memadai untuk melindungi penerimaan kas. Dalam merancang prosedur-prosedur tersebut hendaknya diperhatikan empat prinsip pokok pengendalian intern menurut Mulyadi yaitu: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas, 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

Dalam implemantasinya, perusahaan perlu mengadakan penelaahan pengendalian internal guna memperbaiki adanya kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat mengambil tindakan korektif jika terjadi penyimpangan yang menunjukan adanya kelemahan dalam sistem pengendalian internal perusahaan tersebut. Perusahaan harus menyadari perlunya manajemen yang baik dengan menerapkan pengendalian intern yang memadai agar tercapai pengelolaan yang lebih efektif dalam kegiatan perusahaan. Pengendalian intern yang memadai tidak menjamin bahwa semua penyimpangan atas tindakan yang merugikan perusahaan dapat dihindarkan, tetapi kemungkinan-kemungkinan tersebut diusahakan dapat meminimalisir kemungkin tindak kecurangan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis menjadikan perusahaan PT Perkebunan Nusantara XIV Makassar sebagai salah satu objek yang akan diteliti sistem penerimaan kasnya. Dimana perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan dan merupakan salah satu perusahaan negara dengan usaha utamanya adalah kelapa sawit.

Melihat betapa pentingnya hal tersebut diatas, penulis ingin mencoba  mendalami serta meneliti tentang pengendalian intern penerimaan kas ini. Karena ruang lingkup dari pengawasan ini cukup luas maka didalam pembahasan diperlukan adanya batasan-batasan agar pembatasannya lebih terperinci. Batasannya itu tentang ruang lingkup pengawasan kas sebuah perusahaan yakni mengenai fungsi pengawasan intern penerimaan kas.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis memilih kajian sebagai bahan penulis yaitu : “Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas di PT Perkebunan Nusantara XIV Makassar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel