Analisis Kinerja Likuiditas, Rentabilitas Dan Aktivitas Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar

Rasio Likuiditas PDAM Kota Makassar
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus dipenuhi atau untuk memenuhi kebutuhan akan kewajiban jangka pendeknya. Dan tujuan utama mengelolah suatu perusahaan adalah untuk mengoptimalkan laba serta menjaga kontinuitas perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan harus dikelolah secara efektif dan efisien. Salah satu indikasi untuk mengetahui efisien dan efektivitas perusahaan adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya.
Tingkat likuiditas yang baik dimiliki perusahaan apabila perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang cukup untuk melunasi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo. Untuk menganalisa tingkat likuiditas, maka penulis menggunakan laporan keuangan selama tiga periode yaitu dari tahun 2007-2009 yang disajikan dalam laporan laba rugi dan neraca PDAM Kota Makassar berikut:
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dari segi likuiditas, maka
penulis menggunakan dua indikator yaitu :
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut:
                                    Aktiva Lancar
      Current Ratio  =  ---------------------  x 100 %
                                    Hutang Lancar

Untuk Lebih jelasnya, dapat dilihat besarnya aktiva lancar dengan hutang lancar yang dimiliki perusahaan selama tiga tahun, yaitu dari tahun 2007 – 2009.
Tabel 1
PDAM Kota Makassar
Aktiva Lancar dengan Hutang Lancar
Uraian    2007 (Rp)    2008 (Rp)    2009 (Rp)
Aktiva lancar      24.078.942.420,33     44.204.091.249,87      70.088.677.94872
Hutang lancar     104.169.479.017,81    130.493.402.218,74    177.250.069.632,92
Sumber: PDAM Kota Makassar

24.078.942.420,33
Tahun 2007    =  --------------------------  x 100%
         104.169.479.017,81
    =     23,12%

          44.204.091.249,87
Tahun 2008    =  ---------------------------  x 100%
         130.493.402.218,74
    =  33,87%

          70.088.677.948,72
Tahun 2009    =  --------------------------  x 100%
         177.250.069.632,92
    =    39,54%

Dari hasil analisis diatas dapat dilihat Current ratio perusahaan antara tahun  2007 sampai dengan tahun 2009 sebagai berikut :
Tahun 2007 Current Ratio adalah sebesar 23,12%, yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 24.078.942.420,33 dengan hutang lancar sebesar Rp. 104.169.479.017,81. Hal ini berarti setiap Rp. 100 hutang lancar dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 0,23,-. Dan apabila sewaktu waktu PDAM ditagih utang lancarnya akan tidak tersedia aktiva yang cukup untuk melunasi. Current Ratio sebesar 23,12% menunjukkan bahwa PDAM Kota Makassar dalam keadaan illikuid atau tidak likuid. Sebab bila dihubungkan dengan standar rasio maka pada tahun ini tergolong sangat kurang yaitu berada di bawah 100%.
Tahun 2008 Current ratio adalah sebesar 33,87%, yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lancar sebesar Rp. 44.204.091.249,87 dengan hutang lancar sebesar Rp. 130.493.402.218,74. Pada tahun ini Current ratio mengalami kenaikan sebesar 46%, jika dibandingkan dengan Current ratio tahun 2007. Hal ini disebabkan karena peningkatan hutang lancar lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan aktiva lancar. Bila dihubungkan dengan standar maka pada tahun ini tergolong sangat kurang karena perusahaan belum bisa melunasi hutang jangka pendeknya.
Tahun 2009 Current Ratio adalah sebesar  39,54% apabila sewaktu-waktu ditagih utangnya tidak tersedia aktiva yang cukup untuk melunasinya. Pada tahun ini Current Ratio mengalami kenaikan sebesar 16%, jika dibandingkan dengan Current ratio tahun dasar 2007, hal ini disebabkan karena peningkatan hutang lancar yang lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan aktiva lancarnya. Apabila dihubungkan dengan standar rasio perusahaan maka PDAM Kota Makassar masih tergolong sangat kurang yaitu berada dibawah 100%.
Berdasarkan hasil analisis current ratio diatas dapat melihat bahwa likuiditas perusahaan, apabila dilihat pada perkembangannya dari tahun 2007 – 2009 mengalami peningkatan utang lancar yang cukup besar dan current rationya berada dibawah 100%. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam kesadaan illikuid atau tidak likuid karena perusahaan tidak dapat menjamin semua utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang ada, dengan kata lain perusahaan ini tidak mampu melunasi kewajiban – kewajibannya yang segera jatuh tempo. Maka untuk meningkatkan Current ratio maka PDAM harus menambah jumlah aktiva lancar dan mengurangi jumlah kewajiban lancar.

b. Quick Ratio
Quick ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
utang lancar setelah dikurangi dengan persediaan. Hasil perhitungan quick ratio adalah sebagai berikut :
                                 Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio    =   -----------------------------------------------  x 100%
                              Utang Lancar
Tabel 2
PDAM Kota Makassar
Aktiva Lancar, Persediaan dan Utang Lancar
URAIAN     2007 (Rp)    2008 (Rp)    2009 (Rp)
Aktiva Lancar       24.078.942.420,33     44.204.091.249,87      70.088.677.948,72
Persediaan          423.304.242,59        588.408.995,00         982.587.070,00
Utang Lancar      104.169.479.017,81    130.493.402.218,74     177.250.069.632,92
Sumber: PDAM Kota Makssar

                         24.078.942.420,33 - 423.304.242,59
Tahun 2007        =  -----------------------------------------------  x 100 %
                             104.169.479.017,81
    =  22,71 %

         44.204.091.249,87 - 588.408.995,00
Tahun 2008    =  ----------------------------------------------   x 100 %
                130.493.402.218,74
    =  33,42 %

         70.088.677.948,72 - 982.587.070,00
Tahun 2009    =   ---------------------------------------------   x 100 %
                         177.250.069.632,92
        =  38,98 %
Untuk mendapat kepastian yang lebih besar, maka untuk mengukur tingkat likuiditasnya selain dengan Current ratio dilengkapi dengan menggunakan quick ratio. Persediaan dipandang sebagai unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah dan paling sering mengalami fluktuasi harga, maka unsur persediaan tidak diperhitungkan dalam menghitung rasio likuiditasnya.    
Perkembangan quick ratio dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut :
Tahun 2007 quick ratio adalah sebesar 22,71%, yang diperoleh dengan perbandingan quick assest sebesar Rp. 23.655.638.177,74 dengan hutang lancar sebesar Rp. 104.169.479.017,81 apabila dibandingkan dengan Current ratio terdapat selisih 0,41%. Hal ini berarti aktiva lancar yang diinvestasikan dalam persediaan hanya dala prosentase yang sangat kecil bila dibandingkan dengan yang diinvestasikan dalam unsur aktiva lancar yang lain. Hal ini sangat merugikan bagi PDAM Kota Makassar karena apabila pada suatu saat tertentu hutang lancar yang ditagih, maka aktiva lancar yang ada tidak dapat dicairkan dengan cepat.
Tahun 2008, quick ratio adalah sebesar 33,42%, berarti terdapat selisih sebesar 0,12% bila dibandingkan dengan current ratio, sehingga dapat dikatakan bahwa likuiditas PDAM Kota Makassar bila dilihat dari quick ratio adalah sangat kurang. Jumlah aktiva lancar yang diinvestasikan dalam persediaan hanya 0,12% hal ini berarti aktiva lancar jumlahnya sangat kecil sehingga apabila sewaktu-waktu hutang lancarnya ditagih PDAM Kota Makassar tidak dapat melunasinya. Dalam arti aktiva lancar yang tidak likuid karena jumlahnya sangat kecil.
Tahun 2009, quick ratio adalah sebesar 38,98%, berarti terdapat selisih 0,56% dibandingkan dengan current ratio, sehingga dapat dikatakan bahwa quick rationya sangat kurang. Jumlah aktiva lancar yang diinvestasikan dalam bentuk persediaan hanya 0,56%, hal ini berarti aktiva lancar yang sangat kecil jumlahnya. Sehingga sewaktu-waktu ditagih hutang lancarnya perusahaan tidak dapat melunasi.

c. Cash ratio
Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban financial kas dan bank. Semakin kecil rasio menandakan semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, yang dihitung dengan cara membandingkan kas yang ditambah bank dengan hutang lancar, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kas (Bank)
Cash Ratio    = -----------------------------  x 100%
                    Hutang Lancar
Tabel 3
PDAM Kota Makassar
Kas dengan Hutang Lancar
Uraian    2007 (Rp)    2008 (Rp)    2009 (Rp)
Kas (Bank)    3.252.957.900,25    13.252.957.900,25    31.797.279.022,32
Hutang lancer     104.169.479.017,81    130.493.402.218,74    177.250.069.632,92
Sumber: PDAM Kota Makassar

                        3.252.957.900,25
Tahun 2007        =  -----------------------------  x 100%
            104.169.479.017,81   

 =   3,12%


                  13.252.957.900,25
Tahun 2008        =  -----------------------------  x 100%
         130.493.402.218,74 

            =   10,16%


                                     31.797.279.022,32
Tahun 2009        =  -----------------------------  x 100%
         177.250.069.632,92

                =   17,94%

Dari hasil analisis diatas dapat dilihat cash ratio perusahaan antara tahun 2007 sampai tahun 2009, seperti pada uraian berikut :
Pada tahun 2007 cash ratio perusahaan sebesar 3,12 % yang diperoleh dengan perbandingan antara kas sebesar Rp 3.252.957.900,25 dengan hutang lancar sebesar Rp 104.169.479.017,81. Hal ini berarti setiap Rp100 hutang lancar dapat dijamin oleh cash assets sebesar Rp 0,31,-.
Pada tahun 2008 cash ratio perusahaan mengalami peningkatan dari 3,12% pada tahun 2007 menjadi 10,16% pada tahun 2008 yang diperoleh dari perbandingan antara kas sebesar Rp 13.252.957.900,25 dengan hutang lancar sebesar Rp 130.493.402.218,74. Hal ini berarti setiap Rp100 hutang lancar dapat dijamin oleh cash assets sebesar Rp 0,10,-
Pada tahun 2009 cash ratio perusahaan mengalami peningkatan dari 10,16% pada tahun 2008 menjadi 17,94% pada tahun 2009 yang diperoleh dari perbandingan antara kas sebesar Rp 31.797.279.022,32 dengan hutang lancar sebesar Rp 177.250.069.632,92. Ini berarti setiap Rp 100 hutang lancar dapat dijamin oleh cash assets sebesar Rp 0,17,-
Dari hasil analisa dapat kita lihat tingkat likuiditas yang diukur dengan cash ratio mengalami penurunan. Dari hasil perhitungan terlihat rata – rata yang diukur berada dibawah 100%. Artinya dana yang tertanam dalam perusahaan belum cukup digunakan untuk membayar hutang lancar yang segera harus dipenuhi.
Untuk lebih jelasnya, gambaran resiko likuiditas PDAM Makassar yang diukur dengan current ratio, quick ratio, dan cash ratio secara tingkat likuiditas rata – rata dapat dilihat pada table berikut:
  
Table 4
PDAM Kota Makassar
Ratio Likuiditas
Tahun    Likuiditas
    CR (%)    QR (%)    CaR (%)
2007    23,12    22,71    3,12
2008    33,87    33,42    10,16
2009    39,54    38,98    17,94
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat likuiditas yang dicapai oleh perusahaan dengan menggunakan current ratio dan quick ratio serta cash ratio masih sangat kurang karena dari tahun ke tahun mengalami penurunan terus menerus dan sudah mendekati standar rasio likuiditas yaitu berada dibawah 100 %.

Rasio Rentabilitas PDAM Kota Makassar
Rentabilitas ialah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
a. Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba netto dengan modal sendiri. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
           Laba Netto   
         -------------------  x 100%     
          Modal Sendiri

Tabel 5
PDAM Kota Makassar
Rugi usaha dengan Modal Sendiri

Uraian    2007 (Rp)    2008 (Rp)    2009 (Rp)
Rugi usaha     14.759.713.391,84     10.364.969.074,82     11.085.807.924,10
Modal sendiri    188.541.718.273,35    188.541.718.273,35    188.541.718.273,35
Sumber : PDAM Kota Makassar

                     14.759.713.291,84
Tahun 2007     =    ---------------------------- x 100%
      188.541.718.273,35
                   =  7,82%
                       10.364.969.074,82
Tahun 2008    =    -----------------------------x 100%
      188.541.718.273,35
                   =   5,49%
       11.085.807.924,10
  Tahun 2009    =      ----------------------------  x 100%
       188.541.718.273,35
                   =   5,88%
Perkembangan rasio rentabilitas modal sendiri dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut :
Tahun 2007, rasio rentabilitas modal sendiri sebesar 7, 82%. Dengan rentabilitas sebesar ini berarti debitur untung bila menginvestasikan uangnya pada PDAM Kota Makassar dengan labanya yang lumayan besar. Apabila dihubungkan dengan standar rasio perusahaan maka PDAM tergolong bagus.
Tahun 2008, rasio rentabilitas modal sendiri adalah sebesar 5,49%, pada tahun ini rasio rentabilitas modal sendiri tidak terjadi penurunan. Dengan demikian debitur sangat rugi bila menginvestasikan uangnya dengan laba yang sangat kecil. Apabila dihubungkan dengan standar rasio perusahaan tergolong sangat kurang. Hal ini disebabkan perusahaan mempunyai hutang dan laba yang dihasilkan kecil. Untuk itu perusahaan perlu mengurangi hutangnya. Tahun 2008, rasio rentabilitas modal sendiri mengalami penurunan yang sangat dratis. Hal ini berarti modal bertambah besar namun tidak digunakan secara optimal untuk kegiatan usaha sehingga laba yang dihasilkan menurun dalam prosentase yang cukup tinggi. Apabila dihubungkan dengan standar rasio perusahaan tergolong sangat kurang.
Tahun 2009, rasio rentabilitas modal sendiri sebesar 5,88%. Pada tahun ini mengalami kenaikan rasio bila dibandingkan tahun 2008, meskipun kenaikannya sangat sedikit. Hal ini disebabkan adanya kenaikan laba, sehingga debitur masih rugi bila menginvestasikan uangnya pada PDAM Kota Makassar. Apabila dihubungkan dengan standar rasio perusahaan maka masih kurang dari standar yang telah ditetapkan. Tingginya rasio ini disebabkan tingginya modal yang digunakan dalam mengoperasikan perusahaan dan perusahaan bisa menggunakan dana secara optimal. Ini berarti perusahaan tidak banyak mempunyai utang yang sangat besar.

Rentabilitas Ekonomi penjualan
Rentabilitas Ekonomi merupakan perbandingan antara laba usaha
dengan total aktiva. Hasil dari perhitungan rentabilitas ekonomi dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
                 Rugi Usaha       
           -------------------------   x 100%
            Total aktiva   

Tabel 6
PDAM Kota Makassar
Rugi Usaha dengan Total Aktiva

Uraian    2007 (Rp)    2008 (Rp)    2009 (Rp)
Rugi Usaha     14.759.713.291,84     10.364.969.074,82     11.085.807.924,10
Total Aktiva     249.864.550.993,22    262.508.550.993,22    279.058.043.242,86
Sumber: PDAM Kota Makassar

 14.759.713.291,84
2007    =      ---------------------------  x 100%
              249.864.550.993,22

=    5, 90%
              10.364.969.074,82
2008    =      -------------------------   x 100%
              262.508.550.993,22


=      3,95%
               11.085.807.924,10
2009    =     -------------------------   x 100%
              279.058.043.242,86


=      3,97%

Rasio rentabilitas ekonomis adalah rentabilitas yang dihitung dengan membandingkan laba sebelum pajak dan penghasilan lain-lain dengan total aktiva usaha tanpa melihat darimana sumber modal yang tertanam dalam aktiva usaha. Perkembangan rasio rentabilitas ekonomis dari tahun 2007-2009 adalah sebagai berikut :
Tahun 2007, rasio rentabilitas ekonomis adalah sebesar 5, 90%. Bila dihubungkan dengan standar rasio perusahaan maka tergolong bagus. Maka dari itu perusahaan perlu meningkatkan penjualannnya.
Tahun 2008, rasio rentabilitas ekonomis adalah sebesar 3,95%. Pada tahun ini mengalami penurunan dari tahun 2007. Hal ini disebabkan karena tingkat penjualan rendah dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Maka jika dihubungkan dengan standar rasio perusahaan masih tegolong sangat kurang.
Tahun 2009, rasio rentabilitas ekonomis adalah sebesar 3,97%. Hal ini disebabkan karena total aktiva meningkat, juga rugi perusahaan yang semakin meningkat. Total aktiva meningkat karena bertambahnya piutang usaha dan penambahan aktiva tetap. Sedangkan kerugian disebabkan karena biaya yang dikeluarkan cukup tinggi. Apabila dihubungkan dengan standar rasio perusahaan tergolong sangat kurang. Ini disebabkan karena penjualan yang rendah sedangkan biaya yang dikeluarkan banyak.

Rasio Aktivitas PDAM Kota Makassar
Aktivitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar tingkat efektifitas perusahaan dalam menggunakan dananya.
a. Total Assets Turnover
Total Assets Turnover merupakan perbandingan antara penjualan netto dengan jumlah aktiva. Total Assets Turnover dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
            Penjualan Netto
        = -------------------------
             Jumlah aktiva

Tabel 7
PDAM Kota Makassar
Penjualan Netto dengan Total Aktiva

Uraian    2007 (Rp)    2008 (Rp)    2009 (Rp)
Penjualan Netto      72.382.761.076,17    110.173.511.624,60    115.552.728.391,52
Total Aktiva     262.508.550.993,22    262.508.550.993,22    279.058.043.242,86
Sumber: PDAM Kota Makassar

72.382.761.076,17
2007   =  ---------------------------  
          262.508.550.993,22
=  0,28 kali
         110.173.511.624,60
2008    =  ----------------------------- 
         262.508.550.993,22
              =  0,42 kali
      115.552.728.391,52
2009   =  -------------------------  
      279.058.043.242,86
=  0,41 kali   

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa total assets turnover PDAM Kota Makassar pada tahun 2007 sebesar 0,28 kali, berarti bahwa dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 0,28 kali atau setiap rupiah aktiva dapat menghasilkan revenue sebesar Rp 0,28 setahun. Apabila dihubungkan dengan standar rasio maka total assets turnover lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan. Rendahnya rasio ini disebabkan banyaknya dana yang tertanam dalam aktiva tetap yang dikarenakan tidak efektifnya manajemen aktiva tetap. Untuk itu perusahaan perlu mengefektifkan manajemen aktiva tetap.
Tahun 2008 total assets turnover sebesar 0,42 kali, berarti bahwa dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar 0,42 kali. Pada tahun ini mengalami kenaikan rasio dibanding tahun lalu karena adanya kenaikan penjualan netto. Apabila dihubungkan dengan standar rasio maka total assets turnover lebih rendah dari standar penetapan. Karena dana yang tertanam dalam aktiva tetap yang akan berpengaruh terhadap penyediaan dana. Banyaknya dana yang tertanam dalam aktiva tetap karena manajemen aktiva tetap kurang baik. Untuk itu perusahaan perlu memperbaiki manajemen aktiva tetap.
Tahun 2009 total assets turnover sebesar 0,41 kali, pada tahun ini mengalami kenaikan rasio sebesar 8% bila dibandingkan dengan tahun 2007. Pada tahun ini mengalami kenaikan rasio dibanding tahun lalu. Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan penjualan netto. Apabila dihubungkan dengan standar rasio maka Total Assets Turnover masih lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena banyaknya dana yang tertanam dalam aktiva tetap yang akan berpengaruh terhadap penyediaan dana. Banyaknya dana yang tertanam dalam aktiva tetap karena manajemen aktiva tetap kurang baik. Untuk itu perusahaan perlu memperbaiki manajemen aktiva tetap.
b. Working Capital Turnover
Working Capital Turnover merupakan perbandingan antara penjualan netto dengan utang lancar setelah dikurangi dengan aktiva lancar. Working Capital Turnover dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
                Penjualan Netto
            ----------------------------------
           Aktiva Lancar-Utang Lancar

Tabel 8
PDAM Kota Makassar
Penjualan Netto, Aktiva Lancar, dan Utang Lancar

URAIAN     2007 (Rp)    2008 (Rp)    2009 (Rp)
Penjualan Netto      72.382.761.076,17    110.173.511.624,60    115.552.728.391,52
Aktiva Lancar       24.078.942.420,33     44.204.091.249,87      70.088.677.948,72
Utang Lancar      104.169.479.017,81    130.493.402.218,74     177.250.069.632,92
Sumber: PDAM Kota Makssar    
       72.382.761.076,17
2007   =  -----------------------------------------------------  
        24.078.942.420,33 - 104.169.479.017,81

                    =  0,90 kali
             110.173.511.624,60
2008   =  ------------------------------------------------------ 
       44.204.091.249,87 - 130.493.402.218,74


               =  1,28 kali
               115.552.728.391,52
2009   =  ------------------------------------------------------  
       70.088.677.948,72 - 177.250.069.632,92


               =  1,08 kali

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa working capital turnover PDAM Kota Makassar pada tahun 2007 sebesar 0,90 kali. Hal ini berarti modal kerja yang berputar dalam suatu persuklus kas dari perusahaan rata-rata 0,90 kali dalam setahun. Apabila dihubungkan dengan standar maka tergolong kurang. Rendahnya working capital turnover disebabkan tingginya modal yang tertanam dalam piutang. Untuk itu perusahaan mengalami kesulitan dalam mengelola piutang yang berarti penggunaan modal kurang efektif. Untuk itu perusahaan perlu memperbaiki manajemen piutang.
Tahun 2008 working capital turnover sebesar 1,28 kali, hal ini berarti modal kerja yang berputar dalam suatu persiklus kas dari perusahaan rata-rata 1,28 kali. Pada tahun ini mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2007. Apabila dihubungkan dengan standar maka tergolong kurang. Rendahnya working capital turnover disebabkan tingginya modal yang tertanam dalam piutang. Untuk itu perusahaan mengalami kesulitan dalam mengelola piutang yang berarti penggunaan modal kurang efektif. Untuk itu perusahaan perlu memperbaiki manajemen piutang.
Tahun 2009 working capital turnover sebesar 1,08 kali, pada tahun ini mengalami penurunan rasio bila dibandingkan tahun 2008. Karena penjualan netto meningkat dari tahun 2007, tetapi aktiva lancar naik sebesar 112,75% dan utang lancar naik. Kenaikan aktiva lancar ini disebabkan karena masih banyaknya piutang yang belum tertagih. Apabila dihubungkan dengan standar rasio maka tergolong sangat kurang.
Dari tabel perhitungan rasio likuiditas, rentabilitas dan aktivitas maka untuk dapat mempermudah dalam membaca dan untuk mengetahui peningkatan dan penurunannya dapat dibuat tabel rasio keuangan dan tabel Common Size Statement sebagai berikut:
Tabel 9
PDAM Kota Makassar
Rasio Keuangan
Rasio    Tahun
    2007    2008    2009
1. Likuiditas
  a. Current Ratio           
  b. Quick Ratio                            
  c. Cash Ratio       
23,12%
22,71%
 3,12%     
33,87%
33,42%
10,16%       
39,54%
38,97%
17,94%

2. Rentabilitas
  a. ROE
  b. ROI   
7,82%
5,90%
   
5,49%
3,95%   
5,88%
3,97%
3. Aktivitas
a. Total AssetsTurnover
b. Working Capita Turnover   
0,28 kali
0,90 kali   
0,42 kali
1,28 kali   
0,41 kali
1,08 kali
Sumber: Data diolah

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel