Analisis Kinerja keuangan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Palopo
Tuesday, 3 October 2017
Analisis Kinerja keuangan Pada PT. PLN (Persero) Cabang Palopo
Analisis Data
Dalam menganalisis data kinerja keuangan perusahaan, maka akan disajikan data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Cabang Palopo yang merupakan Badan Usaha Milik Negara infrastruktur, yaitu data laporan keuangan di tahun 2011.
Analisis kinerja keuangan yang dilakukan menggunakan teknik analisis rasio. Rasio-rasio yang digunakan terdapat dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Republik Indonesia Nomor : Kep-100/MBU/2009. Penerapan rasio-rasio tersebut adalah :
Analisis Return on Equity
Return on Equity merupakan indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal yang dimiliki pada periode berjalan.
Return on Equity untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011 diketahui :
Rugi setelah pajak = Rp. 468.986.563
Modal sendiri = RP. 206.78.156
Jadi besarnya Return On Equity (ROE) pada tahun 2011
= -226,79%
Sesuai dengan SK Menteri BUMN apabila ROE sebesar -226,79% maka besarnya bobot penilaian sebesar 0. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 15. Ini berarti perusahaan belum mengoptimalkan pemanfaatan ekuitas untuk menghasilkan laba perusahaan. Perusahaan hanya mampu mencapai ROE sebesar 0 : 15 x 100% = 0% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%. Ketidakmampuan perusahaan ini mencapai bobot penilaian optimal disebabkan tingginya beban yang dikeluarkan dari pendapatan yang diperoleh sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Analisis Return On Investment (ROI)
Return on Investment merupakan indikator efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh investasi yagn ditanamkan.
Return on Investment untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011 diketahui :
Diketahui :
- EBIT
Rugi sebelum pajak penghasilan = Rp. 468.986.563
Beban bunga = Rp. 175.426
Jumlah EBIT = (Rp. 504.422.402)
- Penyusutan = Rp. 749.208.308
- Capital Employed
Total Aktiva = Rp. 126.476.483.140
Aktiva tetap = (Rp. 3.297.922.145)
Jumlah Capital Employed = Rp. 123.178.560.95
Jadi besarnya Return on Investment (ROI) tahun 2011.
= -0,19%
Sesuai dengan SK Menteri BUMN apabila ROI sebesar 0,19% maka besarnya bobot penilaian sebesar 2. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 10 Ini berarti perusahaan belum mengoptimalkan pemanfaatan investasi yang ditanam pemilik untuk menghasilkan laba perusahaan. Perusahaan hanya mampu mencapai ROI sebesar 2 : 10 X 100% = 20% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%. Ketidakmampuan perusahaan ini mencapai bobot penilaian optimal disebabkan besarnya dana yang tertanam dalam persediaan.
Analisis Cash Ratio (Rasio Kas)
Cash Ratio merupakan indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan kas/setara kas untuk membayar kewajiban jangka pendek saat jatuh tempo.
Cash Ratio untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo) dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2009.
Diketahui :
Kas + Setara Kas = Rp. 550.290
Kewajiban Lancar = Rp. 16.912.294
Jadi besarnya Cash Ratio pada tahun 2007
= 3,25%.
Berdasarkan batasan indikator CAR pada SK Menteri BUMN, apabila CAR sebesar 3,25% maka nilai yang dicapai oleh perusahaan tersebut adalah 0. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu mengoptimalkan penggunaan kas/setara kas untuk membayar kewajiban jangka pendek saat jatuh tempo. Perusahaan hanya mampu mencapai CAR sebesar 0 : 3 x 100% = 0% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%. Ketidakmampuan perusahaan ini mencapai bobot penilaian optimal disebabkan besarnya dana yang tertanam dalam persediaan.
4.4.4 Analisis Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Ratio merupakan indikator yang menunjukkan seberapa jauh kewajiban jangka pendek kepada kreditor dipenuhi oleh harta yang segera menjadi kas. Atau dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current Ratio untuk tahun 2011 PT. Jamsostek (Persero) dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Current Asset / Total aktiva lancar = Rp. 201.669.849
Current Liabilities / Total kewajiban lancar
= Rp. 16.912.294
Jadi besarnya Current Ratio pada tahun 2011
= 7.057 %.
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila CR sebesar 119,24% maka nilai yang dicapai oleh perusahaan tersebut adalah 2,5. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 4. Ini berarti perusahaan belum mampu menjamin seluruh hutangnya yang segera jatuh tempo dengan jumlah harta yang tersedia untuk bisa segera dijadikan kas. Perusahaan hanya mencapai CR sebesar 2,5 : 4 x 100% = 62% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%.
Analisis Collection Periods (CP)
Collection periods merupakan indikator untuk mengukur jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih suatu tagihan atau menunjukkan berapa piutang usaha tersebut beredar hingga menjadi kas.
Collection periods untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total piutang usaha = Rp. 1.129.853.075
Total pendapatan usaha = Rp. 5.645.677.365
Jadi besarnya Collection Periods pada tahun 2011
= 73,04 %.
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila CP sebesar 73 hari maka nilai yang dicapai oleh perusahaan tersebut adalah 3,5. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 4. Ini berarti perusahaan belum mampu mengumpulkan piutang usaha yang beredar menjadi kas. Perusahaan hanya mencapai CP sebesar 3,5 : 4 x 100% = 87% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%.
Analisis Perputaran Persediaan (PP)Perputaran persediaan merupakan indikator untuk mengetahui seberapa lama persediaan tersebut tersimpan dalam satu tahun.
Perputaran persediaan untuk tahun 2009 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total persediaan = Rp. 63.101.067
Total pendapatan usaha = Rp. 5.645.677.365
Jadi besarnya perputaran persediaan pada tahun 2011
= 4,07 hari.
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila PP sebesar 4,07 hari maka besar penilaiannya adalah 4. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 4. Ini berarti perusahaan mampu mencapai hasil yang optimal dalam perputaran persediaan.
Analisis Perputaran Total Aset / Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset Turn Over merupakan perbandingan antara pendapatan dengan Total Asset.
Total Asset Turn Over untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total pendapatan = Rp. 5.645.677.365
- Capital Employed
Total aktiva = Rp. 126.476.483.140
Peny.Aktiva tetap = (Rp. 3.297.922.145)
Jumlah Capital Employed = Rp. 123.178.560.995
Jadi besarnya Total Asset Turn Over pada tahun 2011
= Rp. 4,58 %
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila Perputaran Total Asset sebesar 4,58 maka besar penilaiannya adalah 0,5. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 4. Ini berarti perusahaan belum mampu mengoptimalkan pemanfaatan harta yang beroperasi untuk menghasilkan laba perusahaan. Perusahaan hanya mampu mencapai TATO sebesar 0,5 : 4 x 100% = 12% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%.
Analisis Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA)
Total Modal Sendiri terhadap Total Asset merupakan indikator untuk mengukur seberapa porsi modal sendiri terhadap Total Asset.
Total Modal Sendiri terhadap Total Asset untuk tahun PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total modal sendiri = Rp. 206.788.156
Total asset = Rp. 126.476.483.140
Jadi besarnya TMS terhadap TA pada tahun 2011
= 0,16
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset sebesar 0,16% maka besar penilaiannya adalah 2. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 6. Ini berarti, dengan jumlah harta yang ada jumlah ekuitas dalam perusahaan lebih besar dari ketentuan yang dipersyaratkan. Perusahaan hanya mampu sebesar 2 : 6 x 100% = 33% dari nilai optimal yang dipersyaratkan 100%.
Tabel 1
PT. PLN (Persero) Cabang Palopo
Hasil Perhitungan dan Perkembangan Kinerja Keuangan
Tahun 2011
No. Elemen Penilaian Nilai Optimal Nilai Perusahaan Kinerja Perusahaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Return On Equity
Return On Investment
Cash Ratio
Current Ratio
Collection Periods
Perputaran Persediaan
Perputaran Total Asset
Rasio TMS terhadap TA 15
10
3
4
4
4
4
6 0
2
0
2,5
3,5
4
0,5
2 0%
20%
0%
62%
87%
100%
12%
33%
Jumlah 50 14,5 29%
Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Cabang Palopo, data diolah
Pembahasan PT. PLN (Persero) Cabang Palopo
Berdasarkan hasil analisis atas aspek keuangan maka secara keseluruhan nilai /bobot yang diperoleh PT. PLN (Persero) Cabang Palopo sebesar 14,5 dari nilai optimal 50. ini berarti, perusahaan hanya mampu mencapai kinerja keuangan sebesar 29% dari nilai optimal yang dipersyaratkan. Ini memperlihatkan Kinerja Keuangan Perusahaan / tingkat kesehatan keuangan PT. PLN (Persero) Cabang Palopo digolongkan dalam klasifikasi “Tidak Sehat” dengan predikat “Acc”.
Analisis Data
Dalam menganalisis data kinerja keuangan perusahaan, maka akan disajikan data yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Cabang Palopo yang merupakan Badan Usaha Milik Negara infrastruktur, yaitu data laporan keuangan di tahun 2011.
Analisis kinerja keuangan yang dilakukan menggunakan teknik analisis rasio. Rasio-rasio yang digunakan terdapat dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Republik Indonesia Nomor : Kep-100/MBU/2009. Penerapan rasio-rasio tersebut adalah :
Analisis Return on Equity
Return on Equity merupakan indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal yang dimiliki pada periode berjalan.
Return on Equity untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011 diketahui :
Rugi setelah pajak = Rp. 468.986.563
Modal sendiri = RP. 206.78.156
Jadi besarnya Return On Equity (ROE) pada tahun 2011
= -226,79%
Sesuai dengan SK Menteri BUMN apabila ROE sebesar -226,79% maka besarnya bobot penilaian sebesar 0. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 15. Ini berarti perusahaan belum mengoptimalkan pemanfaatan ekuitas untuk menghasilkan laba perusahaan. Perusahaan hanya mampu mencapai ROE sebesar 0 : 15 x 100% = 0% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%. Ketidakmampuan perusahaan ini mencapai bobot penilaian optimal disebabkan tingginya beban yang dikeluarkan dari pendapatan yang diperoleh sehingga menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Analisis Return On Investment (ROI)
Return on Investment merupakan indikator efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh investasi yagn ditanamkan.
Return on Investment untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011 diketahui :
Diketahui :
- EBIT
Rugi sebelum pajak penghasilan = Rp. 468.986.563
Beban bunga = Rp. 175.426
Jumlah EBIT = (Rp. 504.422.402)
- Penyusutan = Rp. 749.208.308
- Capital Employed
Total Aktiva = Rp. 126.476.483.140
Aktiva tetap = (Rp. 3.297.922.145)
Jumlah Capital Employed = Rp. 123.178.560.95
Jadi besarnya Return on Investment (ROI) tahun 2011.
= -0,19%
Sesuai dengan SK Menteri BUMN apabila ROI sebesar 0,19% maka besarnya bobot penilaian sebesar 2. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 10 Ini berarti perusahaan belum mengoptimalkan pemanfaatan investasi yang ditanam pemilik untuk menghasilkan laba perusahaan. Perusahaan hanya mampu mencapai ROI sebesar 2 : 10 X 100% = 20% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%. Ketidakmampuan perusahaan ini mencapai bobot penilaian optimal disebabkan besarnya dana yang tertanam dalam persediaan.
Analisis Cash Ratio (Rasio Kas)
Cash Ratio merupakan indikator untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan kas/setara kas untuk membayar kewajiban jangka pendek saat jatuh tempo.
Cash Ratio untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo) dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2009.
Diketahui :
Kas + Setara Kas = Rp. 550.290
Kewajiban Lancar = Rp. 16.912.294
Jadi besarnya Cash Ratio pada tahun 2007
= 3,25%.
Berdasarkan batasan indikator CAR pada SK Menteri BUMN, apabila CAR sebesar 3,25% maka nilai yang dicapai oleh perusahaan tersebut adalah 0. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu mengoptimalkan penggunaan kas/setara kas untuk membayar kewajiban jangka pendek saat jatuh tempo. Perusahaan hanya mampu mencapai CAR sebesar 0 : 3 x 100% = 0% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%. Ketidakmampuan perusahaan ini mencapai bobot penilaian optimal disebabkan besarnya dana yang tertanam dalam persediaan.
4.4.4 Analisis Current Ratio (Rasio Lancar)
Current Ratio merupakan indikator yang menunjukkan seberapa jauh kewajiban jangka pendek kepada kreditor dipenuhi oleh harta yang segera menjadi kas. Atau dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current Ratio untuk tahun 2011 PT. Jamsostek (Persero) dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Current Asset / Total aktiva lancar = Rp. 201.669.849
Current Liabilities / Total kewajiban lancar
= Rp. 16.912.294
Jadi besarnya Current Ratio pada tahun 2011
= 7.057 %.
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila CR sebesar 119,24% maka nilai yang dicapai oleh perusahaan tersebut adalah 2,5. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini sebesar 4. Ini berarti perusahaan belum mampu menjamin seluruh hutangnya yang segera jatuh tempo dengan jumlah harta yang tersedia untuk bisa segera dijadikan kas. Perusahaan hanya mencapai CR sebesar 2,5 : 4 x 100% = 62% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%.
Analisis Collection Periods (CP)
Collection periods merupakan indikator untuk mengukur jumlah rata-rata waktu yang diperlukan untuk menagih suatu tagihan atau menunjukkan berapa piutang usaha tersebut beredar hingga menjadi kas.
Collection periods untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total piutang usaha = Rp. 1.129.853.075
Total pendapatan usaha = Rp. 5.645.677.365
Jadi besarnya Collection Periods pada tahun 2011
= 73,04 %.
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila CP sebesar 73 hari maka nilai yang dicapai oleh perusahaan tersebut adalah 3,5. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 4. Ini berarti perusahaan belum mampu mengumpulkan piutang usaha yang beredar menjadi kas. Perusahaan hanya mencapai CP sebesar 3,5 : 4 x 100% = 87% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%.
Analisis Perputaran Persediaan (PP)Perputaran persediaan merupakan indikator untuk mengetahui seberapa lama persediaan tersebut tersimpan dalam satu tahun.
Perputaran persediaan untuk tahun 2009 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total persediaan = Rp. 63.101.067
Total pendapatan usaha = Rp. 5.645.677.365
Jadi besarnya perputaran persediaan pada tahun 2011
= 4,07 hari.
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila PP sebesar 4,07 hari maka besar penilaiannya adalah 4. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 4. Ini berarti perusahaan mampu mencapai hasil yang optimal dalam perputaran persediaan.
Analisis Perputaran Total Aset / Total Asset Turn Over (TATO)
Total Asset Turn Over merupakan perbandingan antara pendapatan dengan Total Asset.
Total Asset Turn Over untuk tahun 2011 PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total pendapatan = Rp. 5.645.677.365
- Capital Employed
Total aktiva = Rp. 126.476.483.140
Peny.Aktiva tetap = (Rp. 3.297.922.145)
Jumlah Capital Employed = Rp. 123.178.560.995
Jadi besarnya Total Asset Turn Over pada tahun 2011
= Rp. 4,58 %
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila Perputaran Total Asset sebesar 4,58 maka besar penilaiannya adalah 0,5. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 4. Ini berarti perusahaan belum mampu mengoptimalkan pemanfaatan harta yang beroperasi untuk menghasilkan laba perusahaan. Perusahaan hanya mampu mencapai TATO sebesar 0,5 : 4 x 100% = 12% dari nilai optimal yang dipersyaratkan sebesar 100%.
Analisis Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset (TMS terhadap TA)
Total Modal Sendiri terhadap Total Asset merupakan indikator untuk mengukur seberapa porsi modal sendiri terhadap Total Asset.
Total Modal Sendiri terhadap Total Asset untuk tahun PT. PLN (Persero) Cabang Palopo dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2011.
Diketahui :
Total modal sendiri = Rp. 206.788.156
Total asset = Rp. 126.476.483.140
Jadi besarnya TMS terhadap TA pada tahun 2011
= 0,16
Sesuai dengan SK Menteri BUMN, apabila rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset sebesar 0,16% maka besar penilaiannya adalah 2. Sedangkan nilai maksimal dari rasio ini adalah 6. Ini berarti, dengan jumlah harta yang ada jumlah ekuitas dalam perusahaan lebih besar dari ketentuan yang dipersyaratkan. Perusahaan hanya mampu sebesar 2 : 6 x 100% = 33% dari nilai optimal yang dipersyaratkan 100%.
Tabel 1
PT. PLN (Persero) Cabang Palopo
Hasil Perhitungan dan Perkembangan Kinerja Keuangan
Tahun 2011
No. Elemen Penilaian Nilai Optimal Nilai Perusahaan Kinerja Perusahaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Return On Equity
Return On Investment
Cash Ratio
Current Ratio
Collection Periods
Perputaran Persediaan
Perputaran Total Asset
Rasio TMS terhadap TA 15
10
3
4
4
4
4
6 0
2
0
2,5
3,5
4
0,5
2 0%
20%
0%
62%
87%
100%
12%
33%
Jumlah 50 14,5 29%
Sumber : Laporan Keuangan PT. PLN (Persero) Cabang Palopo, data diolah
Pembahasan PT. PLN (Persero) Cabang Palopo
Berdasarkan hasil analisis atas aspek keuangan maka secara keseluruhan nilai /bobot yang diperoleh PT. PLN (Persero) Cabang Palopo sebesar 14,5 dari nilai optimal 50. ini berarti, perusahaan hanya mampu mencapai kinerja keuangan sebesar 29% dari nilai optimal yang dipersyaratkan. Ini memperlihatkan Kinerja Keuangan Perusahaan / tingkat kesehatan keuangan PT. PLN (Persero) Cabang Palopo digolongkan dalam klasifikasi “Tidak Sehat” dengan predikat “Acc”.