Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Likuiditas Dan Profitabilitas Pada PT Suraco Jaya Motor Cabang Palopo

Laporan Keuangan
Untuk mendapatkan gambaran posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai perusahaan pada suatu periode tertentu, maka disajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi yang dimaksudkan untuk mengetahui perubahan modal dan kekayaan perusahaan pada periode tertentu. Perubahan ini mungkin terjadi pada aktiva tetap, sedangkan pada laporan laba rugi dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan yang digariskan perusahaan.
Dalam menganalisis laporan keuangan pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo, penulis menggunakan data-data dari perusahaan yang berupa neraca dan laporan laba rugi perusahaan pada periode 2009-2011.

Perhitungan Rasio Likuiditas

Related

Pada hakekatnya tujuan utama mengolah suatu perusahaan adalah untuk mengoptimalkan laba serta menjaga kontunuitas perusahaan, dan untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan harus dikelola secara efektif dan efisien. Salah satu indikasi untuk mengetahui efesiensi dan efeksifitas perusahaan adalah dengan melihat tingkat likuiditasnya.
Tingkat likuiditas yang baik dimiliki perusahaan apabila perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang cukup untuk kemampuan untuk memiliki kewajiban finansialnya yang jatuh tempo. Untuk menganalisis tingkat likuiditas pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo, maka penulis menggunakan laporan keuangan selama tiga periode yaitu dari tahun 2009 sampai 2011.
1.  Rasio Lancar (Current Ratio)
Untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya.
Rumusnya adalah :
Current Ratio=(Aktiva Lancar)/(Hutang Lancar)  x 100%
Perhitungan Current Ratio pada PT Suraco Jaya Abadfi Motor Cabang Palopo sebagai berikut :

    Tahun 2009
Current Ratio=51.412.147.160,00/46.536.067.367,00  x 100%
             =  110,48 % atau 1.1048

    Tahun 2010
Current Ratio=49.034.991.199,00/42.562.715.263,00  x 100%
 =  115,21  % atau 1.1521

    Tahun 2011
Current Ratio=52.763.242.153,00/46.574.220.112,00  x 100%
                    =  113,29 % atau 1.1329

Tabel 1
Aktiva Lancar, Hutang Lancar, Current Ratio
PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo

TAHUN    Aktiva Lancar    Perubahan
%    Hutang Lancar
(Rp)    Perubahan
(%)    Current Ratio
(%)    Perubahan
(%)

2009    51.412.147.160        46.536.067.367        110,48   

2010    49.034.991.199    -4,62    42.562.715.263    -8,54    115,21    4,28

2011    52.764.242.153    7,60    46.574.220.112    9,43    113,29    -1,67
Sumber : Data diolah
Seperti  yang terlihat pada tahun 2009, Current ratio perusahaan sebesar 110,48% atau 1.1048 artinya setiap hutang lancar Rp.1.00 dijamin oleh harta lancar sebesar Rp.1.1048
Tahun 2010 Current ratio perusahaan mengalami kenaikan sebesar 4,28 % yaitu dari 110,48 % menjadi 115,21%. Artinya setiap hutang lancar Rp.1,00 dijamin oleh harta lancar sebesar Rp.1,1521. Peningkatan ini terjadi walaupun terjadi penurunan pada aktiva lancar tetapi penurunan pada aktiva lancar lebih kecil dibandingkan dengan penurunan pada hutang lancar. Dimana aktiva lancar menurun sebesar 8,54% yaitu dari Rp.46.536.067.367,00 menjadi Rp.42.562.715.263,00.
Tahun 2011 current ratio perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,67% yaitu dari 115,21% menjadi 113,29% atau 1,1329, artinya setiap hutang lancar Rp.1,00 dijamin oleh harta sebesar Rp1.1329. Penurunan current ratio pada tahun 2011 terjadi walaupun terjadi peningkatan pada aktiva lancar tetapi peningkatan aktiva lancar lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan sebesar 7,60% yaitu dari Rp 49.034.991.199,00 menjadi Rp 52.764.242.153,00, sedangkan hutang lancar meningkat sebesar 9,43% yaitu dari Rp. 42.562.715.263,00 menjadi Rp. 46.547,220.112,00

Tabel 2
Perbandingan Aktiva Lancar Tahun 2009, 2010 dan 2011
PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo
Aktiva Lancar    Tahun 2009
(Rp)    Tahun 2010
(Rp)    Tahun 2011
 (Rp)    Perubahan
2009-2010
(%)    Perubahan
2010-2011
(%)
Kas      192.555.414,00       109.752.700,00       359.983.175,00    -75,44    227,29
Bank    1.427.780.623,00    2.388.041.280.00                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                              5.851.198.799,00    67,25    145,02
Deposito       204.053.750,00       300.172.000,00        121.426.000,00    47,10    -59,55
Uang Jaminan       200.000.000,00       200.000.000,00       200.000.000,00    0    0
Piutang
Dagang     3.920.617.587,00       925.325.400,00     1.085.906.000,00    -323,7    17,35
Persediaan    43.837.962.632,00    43.483.566.795,00    44.515.637.985,00    -0,81    2,37
Biaya dibayar dimuka       371.752.000,00        469.800.000,00        370.765.000,00    94,04    -21,08
Pajak dibayar dimuka    1.257.425.154,00      1.158.333.024,00       258.325.194,00    -8,55    -77,69
Total aktiva lancar    51.412.147.160,00    49.034.991.199,00    52.763.242.153,00    -2,37    7,6
Sumber : Data diolah

Tabel 3
Perbandingan Hutang Lancar Tahun 2009, 2010 dan 2011
PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo
Hutang Lancar    Tahun 2009
(Rp)    Tahun 2010
(Rp)    Tahun 2011
(Rp)    Parubahan
2009-2010
(%)    Perubahan
2010-2011
(%)
Hutang dagang    39.721.651.254,00    40.000.090.621,00    38.228.813.245,00    -0,69    -4,43
Hutang promes    4.000.000.000,00    0    4.000.000.000,00    0    -
Hutang bank    2.152.341.000,00    1.984.670.721,00    3.290.119.382,00    -8,44    65,78
Hutang pajak    3.982.753,00    5.579.421,00    4.097.476,00    40,08    -26,56
Hutang biaya    658.092.360,00    572.374.500,00    1.051.190.000,00    -14,97    83,65
Total hutang lancar    46.536.067.367,00    42.562.715.263,00    46.574.220.112,00   
9,43
Sumber : Data Diolah
Pada Aktiva lancar di atas terdapat item-item yang mengalami peningkatan dan penurunan, diantaranya adalah Kas mengalami peningkatan terbesar yakni sebesar -75,44 menjadi 227,99% dan yang mengalami penurunan terbesar adalah pajak dibayar dimuka yakni sebesar -8,55% menjadi -77,69% yaitu dari Rp. 1.257.425.154 tahun 2009 menjadi Rp. 1.158.333.024,00 tahun 2010 dan Rp. 258.325.194,00 pada tahun terakhir yang pada akhirnya semua item-item tersebut diakumulasikan dan hitung total aktiva lancarnya yang mengalami peningkatan sebesar 7,6% pada periode 2010-2011  walaupun periode sebelumnya mengalami penurunan sebesar -2,37%. Sementara pada hutang lancar  juga terdapat item-item yang mengalami peningkatan terbesar yakni sebesar Rp. 4.000.000.000,00, sementara yang mengalami penurunan terbesar adalah hutang pajak yakni sebesar -26,56% yaitu dari Rp. 5.579.421,00 menjadi Rp.4.097.476,00 yang pada akhirnya semua item-item tersebut diakumulasikan dan dihitung total hutang lancarnya yang mengalami peningkatan sebesar dari -9,33 menjadi 9,43% yang lebih besar dibandingkan peningkatan pada total aktiva lancar sebesar 7,60%. Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa current ratio perusahaan berfluktuasi, hal ini disebabkan aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan yang juga berfluktuasi. Tetapi secara umum perusahaan telah mampu menjamin hutang lancarnya yang juga sekaligus menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan yang cukup baik.

2.  Rasio Cepat (Quick Ratio)
Persedian merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering mengalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rumusnya adalah :
    Quick Ratio = (Aktiva lancar-Persediaan)/(Hutang Lancar) x 100%  
Perhitungan cash ratio pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo adalah sebagai berikut :

    Tahun 2009
    Quick Ratio     = (51.412.147.160,00-46.169.715.101,00)/46.536.067.369,00 x 100 %
= 5.242.432.059,00/46.536.067.369.00 x 100%
= 11, 27%

    Tahun 2010
    Quick Ratio     = (49.034.991.199,36-43.483.566.795,00)/42.562.715.263,00 x 100%
= 5.551.424.404,00/42.562.715.263,00 x 100%
= 13,04%
    Tahun 2011
    Quick Ratio     = (52.763.242.153,06-44.515.637.985,00)/46.574.220.103,00 x 100%
= 8.247.604.168,00/46.574.220.113,00 x 100%
= 17,71%
Tabel  4
Aktiva Lancar minus Persediaan, Hutang Lancar, Quick Ratio
PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo


Tahun
    Aktiva Lancar – Persediaan
(Rp)
    Perubahan (%)    Hutang Lancar
(Rp)    Perubahan (%)    Quick Ratio (%)    Perubahan (%)
  2009    5.242.432.059,00        46.536.067.367,00        11,27   

2010    5.551.242.404,00    5,89    42.562.715.263,00    -8,54    13,04    15,71

2011    8.247.604.168,00    48,57    46.574.220.112,00    9,43    17,71    35,81
Sumber : Data diolah
Seperti yang terlihat pada tahun 2009, quick ratio perusahaan sebesar 11,27% atau 1,127, artinya setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh quick asset sebesar Rp. 1,127.
Tahun 2010 quick ratio perusahaan mengalami peningkatan sebesar 15,71% yaitu dari 11,27% menjadi 13,04% atau 1,304. Peningkatan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan pada aktiva lancar dengan persediaan, sementara pada hutang lancar mengalami penurunan. Dimana aktiva lancar dengan persediaan meningkat sebesar 5,89% yaitu dari Rp. 5.242.432.059,00 menjadi Rp. 5.551.424.404,00, sedangkan hutang lancar menurun sebesar 8,54% yaitu dari Rp. 46.536.067.367,00 menjadi Rp. 42.562.715.263,00.
Tahun 2011 quick ratio persuhaan mengalami peningkatan yang tinggi, yakni sebesar 35,81% yaitu dari 13,04% menjadi 17,71% atau 1,771, artinya setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh quick asset sebesar Rp. 1,771. Peningkatan ini disebakan oleh terjadinya peningkatan yang cukup tinggi pada aktiva lancar dengan persediaan dibandingkan dengan peningkatan pada hutang lancar yang lebih rendah dimana aktiva lancar dengan persediaan meningkat sebesar 48,57% yaitu dari Rp. 5.551.404,00 menjadi Rp. 8.247.604.168,00 sedangkan hutang lancar hanya meningkat sebesar 9,43% yaitu dari Rp. 42.562.715.263,00 menjadi Rp. 46.574.220.112,00.
Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa quick ratio perusahaan meningkat setiap periodenya, hal ini disebabkan aktiva lancar dengan persediaan perusahaan selalu meningkat dan jauh lebih besar dari pada hutang lancar perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara umum perusahaan mampu untuk memenuhi hutang lancarnya yang juga sekaligus menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan yang cukup baik.

    Rasio Kas (Cash Ratio)
Untuk mengukur perbandingan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas setelah efek.
Rumusnya adalah :
    Cash Ratio = (Kas+Setara Kas)/(Hutang lancar ) x 100%
Dimana yang termasuk setara Kas adalah Bank dan Deposito perhitungan Cash ratio pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo adalah sebagai berikut :           
Tahun 2009
    Cash ratio  = (192.555.414,00+1.427.780.623,06+204.053.750,00 )/46.536.067.367,00  x 100%                         
                                  = 1.824.389.787,00/46.536.067.367,00 x 100 %    
     = 3,92 %
Tahun 2010
    Cash ratio =  (109.752.700,00+2.388.041.280,00+300.172.000,00)/42.562.715.263,00  x 100%  
= 2.797.965.980,00/42.562.715.263,00   x100%
= 6.57%
Tahun 2011
    Cash ratio =  (359.983.175.,00+5.851.198.799+121.426.000,00)/46.574.220.112,00  x 100%    
= (6.332.607.974.,00)/46.574.220.112,00  x 100%         
= 13,59%

Tabel 5
Kas + Setara Kas, Hutang Lancar, Cash Ratio

Tahun    Kas+setara kas (Rp)    Perubahan   (%)    Hutang lancar
(Rp)    Perubahan
(%)    Cash Ratio
(%)    Perubahan (%)

2009    1.824.389.787        46.536.067.367        3,92   

2010    2.797.965.980    53,36    42.562.715.263    -8,54    6,57    67,6

2011    6.332.607.974    126,33    46.574.220.112    9,42    13,59    106,85
Sumber : Data diolah
Seperti yang terlihat pada tahun 2009, cash ratio perusahaan sebesar 3,92% atau 0,0392, artinya setiap hutang lancar Rp.1,00 dijamin oleh cash asset sebesar Rp.0,0392.
Tahun 2010 cash ratio perusahaan sebesar 3.92% atau 0.0392, artinya setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh cash asset sebesar Rp. 0,0657. Peningkatan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan pada kas + setara kas sedangkan hutang lancar mengalami penurunan. Dimana kas + setara kas meningkat sebesar 53,36% yaitu dari Rp. 1.824.389.787,00 menjadi Rp. 2.797.965.980,00, sedangkan hutang lancar menurun sebesar 8,54% yaitu dari Rp. 46.536.067.367,00 menjadi Rp. 42.562.715.263,00.
Tahun 2011 cash ratio perusahaan mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yakni sebesar 106,85% yaitu dari 6,57% menjadi 13,59% atau 0,1359, artinya setiap hutang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh cash asset sebesar Rp. 0,1359. Peningkatan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan yang cukup tinggi pada kas + setara kas dibandingkan dengan peningkatan pada hutang lancar yang lebih rendah. Dimana kas + setara kas meningkat sebesar 126,33% yaitu dari Rp. 2.797.965.980,00, menjadi Rp. 6.332.607.974,00, sedangkan hutang lancar hanya meningkat sebesar 9,43% yaitu dari Rp. 42.562.715.263,00 menjadi Rp. 46.574.220.112,00.
Dari hasil perhitungan tersebut perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa cash ratio perusahaan mengalami peningkatan setisp setiap periodenya juga meningkat. Hal ini juga menujukkan bahawa secara umum perusahaan mampu untuk memenuhi hutang lancarnya yang juga sekaligus menunjukan tingkat likuiditas perusahaan yang cukup baik.

Perhitungan Rasio Profitabilitas
Tingkat Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan berapa besar kemampuan perusahaan menggunakan modalnya untuk mengahasilkan keuntungan dalam periode tertentu. Untuk menganalisis tingkat Profitabilitas pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo, maka penulis mengunakan laporan keuangan selama periode yaitu tahun 2009 sampai 2011.
a. Rasio Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Rasio ini mengukur efesiensi penghendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat magin per unit produk, bila randah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap pesaingnya.

Rumusnya adalah :
Gross Profit Margin = (laba kotor)/(penjualan ) x 100%
Perhitungan Gross Provit Margin pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo adalah sebagai berikut:
Tahun 2009
    Gross Profit Margin = 6.463.278.409,00/189.117.658667,00  x 100%         
    = 3,42%
Tahun 2010
    Gross Profit Margin = 8.67.792.023,00/234.097.932.930,00  x 100%         
    = 3,45%
Tahun 2011
    Gross Profit Margin = 9.936.463.906,00/289.398.490.100,00  x 100%         
    = 3,43%

Tabel 6
Laba kotor, Penjualan, Gross Profit Margin
PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo
Tahun    Laba kotor   (Rp)    Perubahan
(%)    Penjualan          (Rp)    Perubahan (%)    GPM (%)    Perubahan (%)
2009    6.463.278.409        189.117.658.667        3,42   
2010    8.067.792.023    24,83    234.097.932.930    23,78    3,45    0,88
2011    9.936.463.906    23,16    289.398.490.100    23,62    3,43    -0,58
Sumber : Data Diolah
Seperti yang terlihat pada tahun 2009, Gross Profit Margin (GPM) perusahaan sebesar 3,42% atau 0,0342, artinya setiap Rp. 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp. 0,0342.
Tahun 2010 Gross Profit Margin (GPM) perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,88% yaitu dari 3,42% menjadi 3,45% atau 0,0345. Peningkatan ini di sebabkan oleh terjadinya peningkatan pada laba kotor yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan penjualan. Dimana laba kotor meningkat sebesar 24,83% yaitu dari Rp. 6.463.278.409,00 menjadi Rp. 8.067,792.023,00 sedangkan penjualan hanya meningkat sebesar 23,78% yaitu dari Rp. 189.117.658.667,00 menjadi Rp. 234.097.932.930,00.
Tahun 2011 Gross Profit Margin (GPM) perusahaan mengalami penurunan yakni sebesar 0,58%  yaitu dari 3,45% menjadi 3,43% atau 0,0343, artinya setiap Rp.1,00 menjualan mapu menghasilkan laba kotor sebesar  0,0343.Penurunan ini disebabkan oleh terjadinya penigkatan pada laba kotor yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pada penjualan. Dimana laba kotor hanya meningkat sebesar 23,165% dari Rp. 8.067.792.023,00 menjadi Rp.9.936.463.906,00 sedangkan penjualan meningkat sebesar 23,62% yaitu dari Rp234.097.932.930,00 menjadi Rp. 289.398.490.100,00.

Tabel 7
Penjualan, Harga Pokok Penjualan, Laba Kotor tahun 2009, 2010 dan 2011
PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo
Keterangan    Tahun 2009
(Rp)    Tahun 2010         (Rp)    Tahun 2011            (Rp)    Perubahan
2009-2010
(%)    Perubahan
2010-2011
(%)
Penjualan    189.117.658.667    234.097.932.930    289.398.490.100    23,78    23,62
Harga pokok
 Penjualan   
182.654.380.258
    226.030.140.907    279.462.026.194    23,74    23,64
Laba kotor    6.463.278.409    8.067.792.023    9.936.463.906    24,82    23,16
Sumber : Data diolah
Dari tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa peningkatan pada laba kotor pada tahun 2010-2011 yakni sebesar 23,16 % turun pada periode 2009-2010 yang sebesar 24,82% yaitu dari Rp 6.463.278.409,00 pada tahun 2009,Rp. 8.067.792.023,00 tahun 2010 menjadi Rp. 9.936.463.906,00 tahun berikutnya  dan lebih kecil dari pada peningkatan pada penjualan yakni sebesar 23,62% pada periode 2009-2010 turun dari periode sebelumnya yakni sebesar 23,78%  yaitu dari 189.117.658.667,00 tahun 2009, 234.097.932.930,00 tahun 2010 dan menjadi Rp. 289.398.490.100,00  pada tahun 2011 yang mengakibatkan GPM pada tahun 2011 menurun (berdasarkan tabel 6) hal ini diakibatkan oleh terjadinya peningkatan pada harga pokok penjualan yakni sebesar 23,74% (periode 2009-2010) dan  23,64%( periode 2010-2011) yaitu dari 182.654.380.258,00 menjadi Rp.226.030.140.907,00 dan Rp. 279.462.026.194,00 sehingga  mempengaruhi peningkatan pada laba kotor, karena besar-kecilnya laba kotor suatu perusahaan dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga pokok penjualan tersebut.
Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat di ketahui bahwa Gross Profit Margin (GPM) perusahaan menunjukan fluktuasi, tetapi secara umum sudah menunjukan kinerja yang meningkat. Hal ini ditunjukkan pada ketiga periode tersebut dimana tingkat Laba kotor dihasilkan dari penjualan yang diperoleh sudah cukup baik, dan hal tersebut juga menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya yang terjadi sudah cukup baik.

2. Return On Invesment (ROI)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan. Rumusnya adalah :
Return On Investment    =  (Laba Bersih)/(Total Aktiva)  x 100%
Perhitungan Return On Investmen pada PT Suraco Jaya Abadi Motor Cabang Palopo adalah sebagai berikut :
Tahun 2009
    ROI    =  1.800.148.040,00/53.828.219.147,00  x 100%       
= 3.34%
Tahun 2010
    ROI    = 1.999.374.376,00/51.854.241.419,00  x 100%
= 3,86%

Tahun 2011
    ROI    = 2.948.658.415,00/58.814.404.683,00  x 100%
= 5,01%
Tabel 8
Laba Bersih, Total Aktiva, ROI
PT Suraco JayaAbadi Motor Cabang Palopo
Tahun    Laba Bersih    Perubahan %    Total Aktiva     (Rp)    Perubahan %    ROI (%)    Perubahan %
2009    1.800.148.040,00        53.828.219.147,00        3,34   
2010    1.999.374.376,00    11,07    51.854.241.419,00    -3,67    3,86    15,57
2011    2.948.658.415,00    47,48    58.814.404.683,00    13,42    5,01    29,79
Sumber : Data diolah

Seperti yang terlihat pada tahun 2009, ROI pewrusahaan sebesar 3,34%  atau 0,0334, artinya setiap Rp.1,00 dana yang tertanam pada aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp.0,0334.
Tahun 2010 ROI perusahaan mengalami peningkatan sebesar 15,57 yaitu dari 3,34 menjadi 3,86% atau 0,0386, artinya setiap Rp. 1,00 dana yang tertanam pada aktiva mampu  menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 0,0386. Peningkatan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan laba bersih sedangkan pada total aktiva mengalami penurunan. Dimana laba bersih meningkat sebesar 11,07% yaitu dari Rp 1.800.148.040,00 menjadi Rp 1.999.374.376,00, sedangkan total aktiva mengalami penurunan sebesar 3,67% yaitu dari Rp 53.828.219.147,00 menjadi Rp 51.854.241.419,00.
Tahun 2011, ROI perusahaan mengalami peningkatan yakni sebesar 29,79% yaitu dari 3,86 % menjadi 5,01% atau 0,0501,artinya setiap Rp 1,00 dana yang tertanam pada aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,0501. Peningkatan ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan yang lebih tinggi pada laba bersih dibandingkan dengan peningkatan pada total aktiva. Dimana laba bersih meningkat sebesar 47,48% yaitu dari Rp 1.999.374.376,00 menjadi Rp 2.948.658.415,00 sedangkan total aktiva hanya meningkat sebesar 13,42% yaitu dari Rp 51.854.241.419,00 menjadi Rp 58.814.404.683,00.
Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa ROI perusahaan menunjukan peningkatan setiap periodenya, namun tingkat ROI tersebut masih rendah. Hal ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih masih rendah.

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel